
PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Virus Corona COVID-19 disebut mampu menginfeksi otak dan mereplikasi diri. Bahkan studi baru mengatakan jumlah virus Corona meningkat sepuluh kali lipat dalam tiga hari.
Penelitian baru, yang berada di bawah tinjauan sejawat di jurnal Altex tetapi belum dipublikasikan, melihat efek neurologis potensial dari COVID-19. Para peneliti menyuntikkan virus ke otak buatan di laboratorium, dikembangkan dari sel induk manusia, demikian laporan Financial Times.
"Sangat penting untuk mengetahui bahwa organ kita yang paling berharga dapat secara langsung dipengaruhi oleh virus Corona," kata Thomas Hartung, seorang profesor di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, dikutip dari New York Post.
Hartung dan timnya menemukan begitu virus Corona memasuki neuron di otak buatan, virus Corona mereplikasi dirinya sendiri. Tingkat virus Corona juga ditemukan naik 10 kali lipat hanya dalam tiga hari.
Namun, penelitian itu tidak dapat membuktikan apakah virus dapat melewati sawar darah otak yang mampu melindungi organ terhadap banyak virus, bahan kimia, serta sering mencegah infeksi. Meskipun otak buatan di laboratorium memiliki kemiripan dengan yang asli, mereka tidak memiliki penghalang darah otak.
"Apakah virus SARS-CoV-2 melewati penghalang ini belum ditunjukkan, tetapi diketahui bahwa peradangan hebat, seperti yang diamati pada pasien COVID-19, membuat penghalang itu hancur," kata Hartung kepada surat kabar.
Lebih banyak penelitian tentang dampak neurologis virus dapat memiliki implikasi penting untuk merawat pasien Corona. Jika virus Corona menginfeksi otak, obat-obatan tertentu tidak akan efektif karena beberapa tidak dapat melewati penghalang darah. PT KONTAK PERKASA
Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas |
PT KONTAK PERKASA detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar