
PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkhawatirkan krisis pangan dunia. Krisis pangan diprediksi melanda di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) oleh Food Agriculture Organization (FOA).
Menanggapi kekhawatiran itu, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) buka suara.
"Kementan itu kan tugas utamanya menjamin ketersediaan, produksi. Nah dalam hitungan kita, dalam neraca kita, ketersediaan pangan kita itu cukup. Jadi kebutuhan secara nasional kita itu cukup. Artinya dari produksi melebihi kebutuhan," kata Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi, Senin (13/4/2020).
Agung menuturkan, saat ini Indonesia sedang memasuki musim panen beras, bawang merah, dan cabai. Selain itu, dengan adanya impor untuk sejumlah komoditas pangan pokok seperti gula dan bawang putih, ia menjamin ketersediaan stok dan harga yang terjangkau.
"Gula memang sebagian impor dan itu sudah ada beberapa kebijakan yang diambil Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan bersama-sama dengan kita. Di antaranya adanya 150.000 yang diimpor BUMN, kemudian pengalihan gula rafinasi 250.0000 kepada GKP. Bahkan perusahaan-perusahaan dan wilayah-wilayah distribusinya sudah ditunjuk, pabrik sudah kita tinjau bahwa dia sudah. Nah sekarang dalam proses pendistribusian. Memang itu dalam proses pendistribusian, sekarang sudah masuk sebagian," papar Agung.
Khususnya untuk produksi dalam negeri, BKP mengakomodir distribusi antarprovinsi untuk memastikan pasokan tersebar ke seluruh Indonesia.
"Jadi kita mulai bergerak dalam membantu distribusi. Sebetulnya ini tugasnya perdagangan pendistribusian ini. Tapi kita sekarang nggak membatasi lagi pilar-pilar antarkementerian. Yang penting kita menjamin ketersediaan seluruh provinsi," imbuhnya.
Apa kata Satgas Pangan terkait hal ini?
Tanggapan Satgas Pangan Soal Prediksi Krisis Pangan Dunia
Ketua Satgas Pangan Brigjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga memastikan pasokan bahan pokok dalam negeri aman. Terutama bagi bahan pokok yang seluruhnya diproduksi dalam negeri seperti beras, minyak goreng, tepung, serta daging dan telur ayam.
"Komoditas pokok lain misalnya beras kan kita sudah bisa suplai sendiri. Bahkan data yang kami punya ini kan sudah mulai panen di beberapa provinsi, kita malah surplus beras. Kemudian minyak goreng kita juga surplus, tepung, daging ayam, telur, cabai, dan segala macam kita kan tidak tergantung impor, kita disuplai produksi dalam negeri semua," terang Daniel.
Menurutnya, yang perlu menjadi perhatian di tengah potensi krisis pangan dunia adalah komoditas yang masih bergantung dengan impor.
"Krisis pangan dunia memang berpengaruh terhadap beberapa komoditas kita. Yang menjadi perhatian kita adalah bahan pokok makanan yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri atau tergantung impor. Misalnya gula, bawang putih, daging sapi juga," tutur Daniel.
Namun, menurut Daniel, sebelum ada prediksi krisis pangan dunia pemerintah sudah mengantisipasinya dengan mempercepat impor komoditas-komoditas tersebut. Hanya saja, ada kendala pengiriman akibat pandemi Corona ini
Daniel meminta agar masyarakat tidak panik atau pun khawatir dengan adanya prediksi krisis pangan dunia ini. Selain menunggu komoditas impor masuk ke wilayah RI dan memenuhi kebutuhan masyarakat, ia memastikan Satgas Pangan dan kementerian terkait akan memaksimalkan produksi dalam negeri. Misalnya saya pemenuhan kebutuhan daging selama menunggu kepastian impor daging kerbau dari India.
"Yang dilakukan pemerintah, memaksimalkan potensi dalam negeri. Misalnya peternak-peternak yang ada di dalam negeri itu potensinya dimaksimalkan. Berapa yang bisa didagingkan, dimaksimalkan. Selain pilihan impor, itu yang kita lakukan bersama-sama dengan seluruh stakeholder Kementan," pungkas Daniel.
Sebelumnya, Jokowi meminta agar ketersediaan bahan pokok dijaga dengan ketat. Dia khawatir terjadinya krisis pangan dunia seperti yang diperingatkan oleh FAO (Food and Agriculture Organization).
"Ini peringatan dari FAO agar betul-betul kita perhatikan, kita garis bawahi, mengenai peringatan bahwa pandemi COVID-19 ini bisa berdampak pada kelangkaan pangan dunia atau krisis pangan dunia. Ini betul-betul harus kita pastikan," ujarnya saat membuka rapat terbatas secara virtual, Senin (13/4/2020).
Oleh karena itu dirinya meminta agar menjaga ketersediaan bahan pangan bisa dicek hingga melihat potensi panen ke depannya.
"Mungkin panen yang ini baik, tapi panen yang pada penanaman yang ke bulan Agustus, September yang kedua nanti betul-betul dilihat secara detil. Sehingga tidak mengganggu produksi rantai pasok maupun distribusi dari bahan-bahan pangan yang ada," tutupnya. PT KONTAK PERKASA
Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas |
PT KONTAK PERKASA detik.com
| This post is ad-supported |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar