
PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Di masa imbauan WFH (Work Form Home) dan penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), banyak pengguna mobil yang mengandangkan kendaraannya di garasi.
Mobil yang tidak digunakan dalam waktu lama, biasanya akan dicopot sistem kelistrikannya, untuk menghindari penyakit aki mobil soak. Tapi hal itu sebetulnya perlu enggak sih?
"Kalau bisa dicopot, boleh aja," buka Service Manager Auto2000 Cilandak, Suparna,belum lama ini.
Saat mencopot kabel aki pun tidak bisa dilakukan sembarangan. "Yang perlu dicopot, pool negative battery-nya saja," jelas Suparna.
Namun untuk mobil-mobil keluaran terbaru, yang memiliki teknologi lebih modern dengan sistem injeksi, Suparna menyarankan agar tidak mencopot kabel aki.
"Karena mobil sekarang sudah banyak yang canggih, kalau (kutub) minus battery dicabut, banyak yang perlu di-setting ulang," kata pria yang akrab disapa Parna.
"Kadang malah ada tipe kendaraan tertentu yang audio-nya ngunci/locked dan tidak berfungsi lagi (gara-gara aki dicopot). Jadi lebih aman gak usah copot terminal battery kalau gak tahu cara tepatnya," ujarnya lagi.
Jika aki tidak dicopot, untuk memastikan dayanya cukup, maka pemilik harus rutin memanaskan mobilnya setiap 2 atau 3 hari sekali.
"Pemanasan bisa dilakukan selama 5 menitan saja. Saat memanaskan beberapa saat, tahanlah gas sehingga mesin berputar agak tinggi sedikit, tidak sekadar putaran stasioner," pungkasnya. PT KONTAK PERKASA FUTURES
detik.com
| This post is ad-supported |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar