ptkontakperkasafuturessurabaya posted: " KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Bursa Saham Korea Selatan turun pada hari Senin mengabaikan data perdagangan awal yang optimis dan meningkatnya harapan bahwa pemulihan ekonomi global akan mengatasi varian virus corona Omicron. Won menguat, sementar"
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Bursa Saham Korea Selatan turun pada hari Senin mengabaikan data perdagangan awal yang optimis dan meningkatnya harapan bahwa pemulihan ekonomi global akan mengatasi varian virus corona Omicron. Won menguat, sementara imbal hasil obligasi turun.
Indeks KOSPI turun -8,57 poin, atau -0,28%, menjadi 3.001,66.
Di antara kapital besar, raksasa teknologi Samsung Electronics naik 0,78% dan rekannya SK Hynix naik 2,07%, sementara LG Chem (051910.KS) turun 0,81% dan Naver (035420.KS) turun 0,38%.
Ekspor Korea Selatan untuk 10 hari pertama bulan Desember melonjak 20,4% dari tahun sebelumnya.
Menteri keuangan Korea Selatan pada hari Senin mengatakan negara itu akan memulai persiapan untuk bergabung dengan blok perdagangan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).
Orang asing adalah pembeli bersih saham senilai 152,9 miliar won ($ 129,77 juta) di papan utama.
Won dikutip pada 1.178,7 per dolar di platform penyelesaian darat, 0,22% lebih tinggi dari penutupan sebelumnya.
Analyst memperkirakan bursa Korea Selatan akan mencermati hasil penutupan bursa Wall Street malam ini, yang jika terus meningkat akan memberikan sentimen positif bagi bursa Korea Selatan dan sebaliknya. KONTAK PERKASA FUTURES
PT KP PRESS SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang Senin siang ini (13/12), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau menguat, menambah gain dari sesi paginya, sementara dollar AS di pasar Asia merangkak naik setelah menurun di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS siang ini menguat 0,22% atau 32 poin ke level Rp 14.340 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.372.
Analis melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 14.357 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.365, dan terakhir siang ini WIB terpantau di posisi Rp 14.340. Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Asia merangkak naik perlahan setelah menurun di sesi global sebelumnya; bergerak terbatas di awal minggu sejumlah pertemuan bank sentral global yang dapat memberikan arah pasar berikutnya.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, siang hari WIB ini naik ke level 96,18, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 96,05.
Sementara itu, IHSG Senin di akhir sesi pertama menguat 21,737 poin (0,33%) ke level 6.674,659, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya menguat di tengah minggu pertemuan bank sentral global serta mengikuti rally Wall Street di pekan lalu.
Analis melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini melemah, dengan dollar di pasar Asia menanjak. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp14.310 – Rp14.449. PT KP PRESS
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
PT KP PRESS SURABAYA - IHSG sore ini Senin (13/12) ditutup naik 0.15% atau 9.94 poin ke level 6662.87. Namun indeks LQ45 melorot 0.52% jelang penutupan bursa atau 4.89 poin ke level 943.71.
Ada empat sector yang diparkir di zona merah, dipimpin oleh IDX Industrial yang anjlok sebesar 1.55% disusul IDX Infrastructure 0.70% dan IDX Non Cyclical 0.34 persen.
Sementara tujuh sektor berada di zona hijau dan mendukung penguatan IHSG sore ini, dipimpin IDX Transport yang melejit sebesar 3.14% kemudian IDX Cyclical 2.40% dan IDX Basic Industry 0.98 persen.
Dari catatan perdagangan terlihat ada 270 saham yang harganya naik sementara yang turun ada 248 saham dan yang stagnan ada 164 saham.
Jumlah saham yang diperjualbelikan pada sepanjang perdagangan hari ini ada sebanyak 28.25 miliar dengan nilai transaksi sebesar Rp12.10 triliun dan nilai kapitalisasi pasar mencapai 8384.11.
Bursa Asia sore ini ditutup beragam, indeks Nikkei 225 menguat 0.71% atau 202.72 poin ke level 28640.49. Demikian juga dengan indeks Shanghai SSEC, naik 0.40% atau 14.73 poin ke level 3681.08. Sementara indeks Hangseng turun 0.17% atau 41.14 poin ke level 23954.58.
Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup di level Rp14.331 per dolar AS, menguat 0.28% dibandingkan level penutupannya, Jumat (10/12) di Rp14.371 per dolar AS. Baht Thailand menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak sebesar 0.46 persen. PT KP PRESS
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
PT KP PRESS SURABAYA - Setelah sempat naik ke 1.1325 memulai minggu yang lalu, pada hari Selasa, EUR/USD sempat turun dan diperdagangkan disekitar 1.1280, karena melemahnya USD mengikuti penurunan yields AS. Mengakhiri minggu lalu, EUR/USD mengalami kenaikan dari kerendahan di 1.1316 karena penurunan USD dan ditambah dengan keprihatinan terhadap meningkatnya penjualan obligasi ECB yang semakin memperlihatkan akan bertolak belakangnya kebijakan moneter ECB dengan kebijakan moneter AS.
Powell memberitahukan bahwa dia sedang mempercepat tapering, dari $15 miliar menjadi kemungkinan $30 per bulan. Powell juga tidak lagi menggunakan perkataan "transitory" ketika membicarakan mengenai inflasi. Dan disamping itu, saat ini, the Fed sekarang agak Dovish daripada sebelumnya, terutama setelah renominasi Powell kembali dan keputusan untuk menominasikan Lael Brainard sebagai wakil kepala the Fed.
Data AS yang keluar bagus, sehingga ikut membuat dollar AS dibeli orang. Jobless claim turun ke 184.000, level terendah sejak tahun 1969. Sementara inflasi juga tinggi dengan berita umum Consumer Price Index naik menyentuh 6.8% per tahun, level tertinggi sejak 1982 dan CPI inti mencapai 4.9%.
Sementara naiknya harga-harga dengan kecepatan yang lebih cepat berarti akan lebih banyak pengetatan yang dilakukan oleh the Fed, pergerakan ini sudah diperhitungkan dalam harga dan dollar AS mengalami respon "buy the rumor, sell the fact".
Sebaliknya, ECB telah mempertahankan sikap "wait and see", dengan Presiden Christine Lagarde memberikan catatan bahwa tidak ada kemungkinan untuk menaikkan tingkat bunga pada tahun 2022 dan memberikan peringatan bahwa bank sentral AS tidak harus terburu-buru melakukan pengetatan yang premature. Pada hari Kamis minggu lalu, pemain pasar dikejutkan dengan laporan yang mengatakan bahwa anggota dewan gubernur ECB sedang akan mengadakan debat untuk menaikkan Asset Purchases Programme (APP) secara temporer dan terbatas pada pertemuan mereka bulan Desember.
Selain itu perlu dicatat bahwa inflasi di Eropa mencapai ketinggian beberapa dekade. Pada hari Jumat, Jerman memberikan konfirmasi bahwa inflasi tahunan mereka di bulan November berada pada 6% YoY.
Pada saat ini, kebijakan moneter ECB sedang bertolak belakang dengan the Fed dan dollar AS mendapatkan banyak keuntungan dari perbedaan kebijakan kedua bank sentral utama dunia ini.
Mengenai varian virus corona Omicron, tidak semua perkembangan dengan varian baru Covid – 19 buruk. Riset terbaru menunjukkan bahwa Omicron yang dikatakan tinggi penularannya memiliki dampak yang jauh lebih ringan daripada varian-varian sebelumnya. Varian Omicron tidak mematikan dan tingkat kematian tidak meningkat dengan adanya varian Omicron.
Selain itu, menurut pembuat vaksin Pfizer dan BioNTech, suntikan ketiga vaksin mereka akan bisa memberikan proteksi yang cukup.
Keprihatinan akan virus ini telah mengirim dollar AS yang safe-haven naik lebih tinggi, sementara optimisme membawa USD turun, namun ada lagi satu hal mendorong naik USD yaitu naiknya yields obligasi AS.
Investor berbalik kembali ke saham setelah kepanikan awal mereda yang berarti keluar dari obligasi. Pada gilirannya, naiknya yields obligasi membuat dollar AS menjadi lebih menarik.
Namun dengan kasus penularan terus meningkat, pemerintah Eropa telah mengumumkan beberapa langkah restriksi. Perkembangan disekitar varian baru Omicron bisa membuat kepercayaan investor menurun akan pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Ketakutan bahwa langkah-langkah yang lebih keras akan bisa membuat penundaan terhadap pulih kembalinya ekonomi membebani sentimen pasar.
Di AS, fokus pasar ada pada Federal Reserve. Bank sentral paling berkuasa di dunia ini bersiap untuk mengetatkan kebijakan moneternya namun seberapa banyak? Kepala the Fed Jerome Powell telah memberikan signal bahwa mempercepat proses tapering adalah tinggi di dalam agenda dan meminta untuk tidak lagi menggunakan istilah "transitory" dalam inflasi. Setelah terpilih kembali sebagai kepala the Fed dan munculnya angka inflasi yang kuat, Powell berbalik menjadi lebih hawkish.
Bank sentral AS ini sudah mulai memangkas skema pembelian obligasi senilai $120 miliar per bulan dengan kecepatan sebesar $15 miliar per bulan. Apakah mereka akan mempercepatnya menjadi $20 miliar atau $25 miliar per bulan? Jawaban atas pertanyaan ini memiliki implikasi bagi waktu kenaikan pertama tingkat bunga yang bisa terjadi pada musim semi bukan musim panas.
Di satu pihak, ekonomi AS sedang menciptakan pekerjanan dengan kecepatan yang tinggi, tingkat pengangguran turun menjadi 4.2% dan inflasi menyentuh angka tertinggi sejak tahun 1982.
Sebelum keputusan dari the Fed, Penjualan Ritel menarik perhatian. Setelah beberapa kali mengalami kenaikan yang luarbiasa di dalam konsumsi, diperkirakan kenaikan di bulan November hanya setengah kali dari bulan Oktober yakni sebesar 0.8% baik angka umum maupun angka dari control group.
Weekly jobless claims, PMI dari market dan statistik perumahan juga bisa menggerakkan pasar, namun reaksi terhadap keputusan the Fed akan mengatasi semua angka makro ekonomi tier ke dua.
"Support" terdekat menunggu di 1.1265 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1220 dan kemudian 1.1185. "Resistance" terdekat menunggu di 1.1345 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1380 dan kemudian 1.1425. PT KP PRESS
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
ptkontakperkasafuturessurabaya posted: " PT KP PRESS SURABAYA - Memulai minggu lalu di 1.3245, GBP/USD sempat turun ke bawah menembus 1.32, namun pada hari Rabu minggu lalu, berhasil naik kembali ke atas menembus 1.32, ke sekitar 1.3228. Mengakhiri minggu lalu, GBP/USD meneruskan kenaikanny"
PT KP PRESS SURABAYA - Memulai minggu lalu di 1.3245, GBP/USD sempat turun ke bawah menembus 1.32, namun pada hari Rabu minggu lalu, berhasil naik kembali ke atas menembus 1.32, ke sekitar 1.3228. Mengakhiri minggu lalu, GBP/USD meneruskan kenaikannya ke 1.3266 dengan melemahnya USD karena kekuatiran terhadap inflasi akibat keluarnya data CPI AS yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan.
Terus meningkatnya kasus Covid – 19 dan kemungkinan akan datangnya restriksi telah membebani poundsterling dan sekarang BoE siap bereaksi. Di sisi lain, the Fed bersiap untuk mempercepat kecepatan dari tapering dengan meningkatnya ekonomi AS.
Poundsterling sedang berjuang dengan PM Boris Johnson berniat untuk memberlakukan restriksi baru menghadapi meningkatnya kasus Covid – 19 di Inggris. Memudarnya imunitas dari vaksin, datangnya musim dingin dan penyebaran varian baru dari Covid – 19 menekan akan Pounsterling.
Namun tidak semua perkembangan dengan varian baru Covid – 19 buruk. Riset terbaru menunjukkan bahwa Omicron yang dikatakan tinggi penularannya memiliki dampak yang jauh lebih ringan daripada varian-varian sebelumnya. Menurut pembuat vaksin Pfizer dan BioNTech, suntikan ketiga vaksin mereka akan bisa memberikan proteksi yang cukup.
Keprihatinan akan virus ini telah mengirim dollar AS yang safe-haven naik lebih tinggi, sementara optimisme membawa USD turun, namun ada lagi satu hal mendorong naik USD yaitu naiknya yields obligasi AS.
Investor berbalik kembali ke saham setelah kepanikan awal mereda yang berarti keluar dari obligasi. Pada gilirannya, naiknya yields obligasi membuat dollar AS menjadi lebih menarik.
Data AS yang keluar bagus, sehingga ikut membuat dollar AS dibeli orang. Jobless claim turun ke 184.000, level terendah sejak tahun 1969. Sementara inflasi juga tinggi dengan berita umum Consumer Price Index naik menyentuh 6.8% per tahun, level tertinggi sejak 1982 dan CPI inti mencapai 4.9%.
Sementara naiknya harga-harga dengan kecepatan yang lebih cepat berarti akan lebih banyak pengetatan yang dilakukan oleh the Fed, pergerakan ini sudah diperhitungkan dalam harga dan dollar AS mengalami respon "buy the rumor, sell the fact".
Minggu ini di Inggris, investor akan mengamati kasus harian dari Covid – 19 dan juga jumlah orang yang masuk ke rumah sakit. Tekanan terhadap sistem kesehatan di Inggris adalah pemicu restriksi yang utama. Setiap ada tambahan restriksi, bisa membebani Sterling, sementara itu stabilitas di dalam statistik Covid – 19 bisa membuat pounsterling naik.
Selain kepada Covid – 19, semua mata memandang kepada keputusan dari BoE pada hari Kamis. Setelah ada seruan yang kuat untuk menaikkan tingkat bunga pada bulan November, ketakutan akan dampak virus terhadap ekonomi kemungkinan akan bisa meyakinkan BoE untuk tetap mempertahankan tingkat bunga tidak berubah sekali lagi.
Dari data makro ekonomi, pada hari Selasa akan keluar angka dari pasar tenaga kerja yang kemungkinan akan menunjukkan tingkat pengangguran yang rendah di bulan Oktober, mirip dengan angka di bulan September 4.3%. Angka pertumbuhan upah, jika meningkat karena kelangkaan tenaga kerja, akan bisa mendorong naik poundsterling.
Data inflasi akan keluar pada hari Rabu dan bertolak belakang dengan AS, fokus Inggris ada pada angka umumnya. Pada bulan Oktober harga-harga meningkat 4.2% YoY. Pada bulan November, bisa naik lebih tinggi lagi yang akan bisa menekan BoE untuk menaikkan tingkat suku bunga.
Data penjualan ritel untuk bulan November akan dirilis pada hari Jumat dan akan bisa berdampak terhadap Sterling apabila keputusan dari BoE adalah tetap tidak berubah. Setelah lompat sebesar 0.8% pada bulan Oktober, bulan November bisa naik lagi meskipun sedikit.
Di AS, fokus pasar ada pada Federal Reserve. Bank sentral paling berkuasa di dunia ini bersiap untuk mengetatkan kebijakan moneternya namun seberapa banyak? Kepala the Fed Jerome Powell telah memberikan signal bahwa mempercepat proses tapering adalah tinggi di dalam agenda dan meminta untuk tidak lagi menggunakan istilah "transitory" dalam inflasi. Setelah terpilih kembali sebagai kepala the Fed dan munculnya angka inflasi yang kuat, Powell berbalik menjadi lebih hawkish.
Bank sentral AS ini sudah mulai memangkas skema pembelian obligasi senilai $120 miliar per bulan dengan kecepatan sebesar $15 miliar per bulan. Apakah mereka akan mempercepatnya menjadi $20 miliar atau $25 miliar per bulan? Jawaban atas pertanyaan ini memiliki implikasi bagi waktu kenaikan pertama tingkat bunga yang bisa terjadi pada musim semi bukan musim panas.
Di satu pihak, ekonomi AS sedang menciptakan pekerjanan dengan kecepatan yang tinggi, tingkat pengangguran turun menjadi 4.2% dan inflasi menyentuh angka tertinggi sejak tahun 1982.
Sebelum keputusan dari the Fed, Penjualan Ritel menarik perhatian. Setelah beberapa kali mengalami kenaikan yang luarbiasa di dalam konsumsi, diperkirakan kenaikan di bulan November hanya setengah kali dari bulan Oktober yakni sebesar 0.8% baik angka umum maupun angka dari control group.
Weekly jobless claims, PMI dari market dan statistik perumahan juga bisa menggerakkan pasar, namun reaksi terhadap keputusan the Fed akan mengatasi semua angka makro ekonomi tier ke dua.
Terlepas dari keputusan bank sentral AS, investor akan terus mengikuti berita sehubungan dengan varian Omicron. Saat ini sudah dipastikan bahwa sekalipun lebih menular, tetapi varian Omicron tidak mematikan dan tingkat kematian tidak meningkat dengan adanya varian Omicron. Selain itu, menurut pembuat vaksin Pfizer dan BioNTech, suntikan ketiga vaksin mereka akan bisa memberikan proteksi yang cukup.
"Support" terdekat menunggu di 1.3295 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3175 dan kemudian 1.3110. "Resistance" terdekat menunggu di 1.3300 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3360 dan kemudian 1.3400. PT KP PRESS
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS 2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS