PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Setelah jatuh ke 1.1562 memasuki awal minggu lalu, EUR/USD kembali tertekan karena pernyataan ECB yang dovish dan kembali menguatnya dollar AS. EUR/USD melanjutkan penurunannya ke 1.1520 setelah keluar laporan NFP AS di 531.000 yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan di 425.000. Namun pada penutupan perdagangan hari Jumat minggu lalu, dollar AS berbalik turun karena turunnya yields obligasi AS yang membawa yields obligasi global ikut turun. Yield 10 tahun obligasi AS turun dari sekitar 1.60% ke sekitar 1.57%. Hal ini membuat EUR/USD berbalik naik ke 1.1567 kurang lebih sama dengan posisi awal minggu.
Matauang bersama Eropa terpukul oleh komentar dari Christine Lagarde, Presiden dari ECB, yang mengulangi bahwa "meskipun inflasi sekarang ini naik (dimana Consumer Price Index Uni Eropa pada bulan September berada pada ketinggian selama 13 tahun di 3.4%)", dia tidak berpikir kondisi ini bisa menjadi alasan untuk menaikkan tingkat suku bunga ECB pada tahun 2022.
Sementara itu di AS, kepala the Fed Jerome Powell mengatakan bahwa mereka akan mulai melakukan proses tapering terhadap pembelian asset bulanan mereka bulan ini. Mulai bulan ini, mereka akan mengurangi pembelian bulanan obligasi pemerintah sebanyak $15 miliar tiap bulan sehingga proses tapering senilai $120 miliar ini akan berakhir dalam 8 bulan, yaitu pada bulan Juni 2022.
Meskipun demikian, Powell mengatakan akan bersabar terhadap kenaikan tingkat bunga dan dia kelihatannya lebih memilih jalan yang dapat diprediksi mengenai tapering. Dollar AS sempat turun berkurang dari keuntungan awalnya. Meskipun pada akhirnya dollar AS kembali naik karena keluarnya laporan NFP AS di 531.000 yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan di 425.000 dan juga karena kenaikan upah ke 4.9% YoY.
Indikator ekonomi AS kebanyakan bagus, dengan satu tema yang menonjol adalah inflasi sedang naik. PMI Jasa dari ISM menyentuh 66.7, tertinggi sejak 2005 dan jauh lebih baik daripada angka sebelumnya di 61.9 dan juga lebih tinggi daripada yang diperkirakan. Unit Labor Cost tahunan juga meningkat ke 8.3% yang merefleksikan tekanan upah. Ditambah lagi, Factory Orders bulan September naik 0.2% MoM.
Sebaliknya data dari Eropa kebanyakan kurang bagus. Penjualan ritel Jerman turun 2.5% MoM di bulan September, sementara Factory Orders pada bulan yang sama membukukan hanya sedikit kenaikan 1.3%. Selanjutnya, Industrial Production untuk periode yang sama turun terkontraksi 1.1% dan Producer Price Index Uni Eropa melompat ke 16% YoY di bulan September, menunjukkan kenaikan tekanan inflasi.
Minggu ini dari Uni Eropa dan Jerman akan mempublikasikan perkiraan final dari angka inflasi bulan Oktober. Selain itu Jerman akan merilis survey ZEW bulan Nopember.
Sementara dari Amerika Serikat, data inflasi yang akan keluar pada hari Rabu menonjol. Apakah inflasi akan naik lebih lanjut? Semua tanda mengarah kepada naiknya harga secara persisten. Consumer Price Index (CPI) umum diperkirakan akan muncul di 5.3% pada bulan Oktober, 0.1% kurang dari 5.4% di bulan September.
CPI inti yang lebih menarik perhatian pasar dan the Fed diperkirakan muncul di 4%. Setiap deviasi sedikit saja akan bisa menggoncang dollar AS. Di atas 4% adalah positip bagi dollar AS dan sebaliknya.
The University of Michigan's preliminary Consumer Sentiment Index untuk bulan November juga akan dipublikasikan. Meskipun kurang hubungannya dengan penjualan ritel, tetap menjadi penggerak pasar. Indikator ini gagal pulih dari penurunan tajam di bulan Agustus dan diperkirakan akan turun lebih jauh.
"Support" terdekat menunggu di 1.1520 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1470 dan kemudian 1.1420. "Resistance" terdekat menunggu di 1.1615 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1670 dan kemudian 1.1710. PT KONTAK PERKASA FUTURES
PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang Senin pagi ini (8/11), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau rebound, sementara dollar AS di pasar Asia menanjak setelah menurun di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini menguat 0,07% atau 10 poin ke level Rp 14.317 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.327.
Analis melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 14.325 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.330, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp 14.317. Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Asia menanjak setelah turun di sesi global sebelumnya; bergerak naik oleh rilis data tenaga kerja NFP yang melebih estimasi yang mengangkat ekspektasi the Fed akan menaikkan suku bunganya.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari WIB ini naik ke level 94,33, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 94,22.
Sementara itu, IHSG Senin di awal sesi pertama menguat 14,793 poin (0,22%) ke level 6.596,578, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya terkoreksi meskipun data ekspor China menanjak dan Wall Street akhir pekan mencetak rekor baru lagi.
Analis melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini menguat, dengan dollar di pasar Asia turun terbatas. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp14.157 – Rp14.393. PT KONTAK PERKASA FUTURES
PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang Senin siang ini (8/11), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau rebound, bertambah kuat dari sesi paginya, sementara dollar AS di pasar Asia menanjak setelah menurun di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS siang ini menguat 0,40% atau 57 poin ke level Rp 14.270 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.327.
Analis melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 14.325 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.330, dan terakhir siang ini WIB terpantau di posisi Rp 14.270. Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Asia menanjak setelah turun di sesi global sebelumnya; bergerak naik oleh rilis data tenaga kerja NFP yang melebih estimasi yang mengangkat ekspektasi the Fed akan menaikkan suku bunganya.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, siang hari WIB ini naik ke level 94,28, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 94,22.
Sementara itu, IHSG Senin di akhir sesi pertama menguat 45,794 poin (0,70%) ke level 6.627,579, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya variatif di antara data ekspor China menanjak dan Wall Street akhir pekan mencetak rekor baru lagi.
Analis melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini menguat, dengan dollar di pasar Asia turun terbatas. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp14.157 – Rp14.393. PT KONTAK PERKASA FUTURES
ptkontakperkasafuturessurabaya posted: " PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Setelah turun dari 1.3742 ke 1.3687 memasuki awal minggu lalu, GBP/USD turun tajam ke 1.3500 karena BoE mengecewakan pasar dengan tidak menaikkan tingkat bunganya, GBP/USD semakin terbebani dan melanjutkan penurun"
PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Setelah turun dari 1.3742 ke 1.3687 memasuki awal minggu lalu, GBP/USD turun tajam ke 1.3500 karena BoE mengecewakan pasar dengan tidak menaikkan tingkat bunganya, GBP/USD semakin terbebani dan melanjutkan penurunannya ke 1.3491 karena menguatnya dollar AS dan keluarnya laporan NFP AS di 531.000 yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan di 425.000.
GBP/USD berada dalam tekanan bearish yang kuat dan diperdagangkan di sekitar 1.3500, pada hari Kamis setelah BoE memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga tidak berubah di 0.1% sementara memandang rendah keprihatinan akan inflasi. Menguatnya dollar AS secara luas memberikan beban tambahan terhadap Poundsterling.
BoEWatch Tool dari CME Group menunjukkan bahwa pasar telah memperhitungkan di dalam harga 55% kemungkinan BoE akan menaikkan tingkat bunga sebesar 15 poin, yang menunjukkan bahwa andaikan BoE menaikkan tingkat bunga sebanyak 15 poin saja, hal ini tidak cukup untuk mendorong naik pounsterling. Apalagi sekarang BoE tetap mempertahankan tingkat bunganya tidak berubah. Otomatis memberikan tekanan bearish yang kuat terhadap poundsterling.
Sementara itu, kepala the Fed Jerome Powell mengatakan bahwa mereka akan mulai melakukan proses tapering terhadap pembelian asset bulanan mereka bulan ini. Mulai bulan ini, mereka akan mengurangi pembelian bulanan obligasi pemerintah sebanyak $15 miliar tiap bulan sehingga proses tapering senilai $120 miliar ini akan berakhir dalam 8 bulan, yaitu pada bulan Juni 2022.
Meskipun demikian, Powell mengatakan akan bersabar terhadap kenaikan tingkat bunga dan dia kelihatannya lebih memilih jalan yang dapat diprediksi mengenai tapering. Dollar AS sempat turun berkurang dari keuntungan awalnya. Meskipun pada akhirnya dollar AS kembali naik karena keluarnya laporan NFP AS di 531.000 yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan di 425.000 dan juga karena kenaikan upah ke 4.9% YoY.
Indicator ekonomi AS kebanyakan bagus, dengan satu tema yang menonjol adalah inflasi sedang naik. PMI Jasa dari ISM menyentuh 66.7, tertinggi sejak 2005. Unit Labor Cost tahunan juga meningkat ke 8.3% yang merefleksikan tekanan upah.
Apakah keputusan dari BoE untuk tetap mempertahankan tingkat bunga yang rendah dapat dibenarkan? Jawabannya sebagian bisa dilihat dari angka GDP Inggris kuartalan di kuartal ketiga yang keluar pada minggu ini. Setelah melompat ke 5.5% QoQ, kemungkinan akan terjadi penurunan yang signifikan.
Setelah periode yang relatif tenang dimana para pejabat Perancis memuji para negosiator Inggris mengenai perikanan, Inggris menaikkan opsi Article 16 of the Withdrawal Agreement. Pembicaraan mengenai penggunaan mekanisme darurat yang unilateral ini membangkitkan ketakutan akan terjadinya perang dagang yang bisa memberikan tambahan pukulan terhadap Sterling. Apakah isu Brexit ini akan berakibat kepada perang dagang? Kelihatannya masih jauh karena kedua belah pihak akan mengalami kerugian namun bisa saja terjadi.
Kasus Covid – 19 tetap tinggi dengan temperatur terus turun memasuki musim dingin. Sementara restriksi baru kelihatannya merupakan opsi yang jauh, berita-berita mengenai Covid bisa membebani pounsterling.
Di AS, data inflasi yang akan keluar pada hari Rabu menonjol. Apakah inflasi akan naik lebih lanjut? Semua tanda mengarah kepada naiknya harga secara persisten. Consumer Price Index (CPI) umum diperkirakan akan muncul di 5.3% pada bulan Oktober, 0.1% kurang dari 5.4% di bulan September.
CPI inti yang lebih menarik perhatian pasar dan the Fed diperkirakan muncul di 4%. Setiap deviasi sedikit saja akan bisa menggoncang dollar AS. Di atas 4% adalah positip bagi dollar AS dan sebaliknya.
The University of Michigan's preliminary Consumer Sentiment Index untuk bulan November juga akan dipublikasikan. Meskipun kurang hubungannya dengan penjualan ritel, tetap menjadi penggerak pasar. Indikator ini gagal pulih dari penurunan tajam di bulan Agustus dan diperkirakan akan turun lebih jauh.
"Support" terdekat menunggu di 1.3400 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3310 dan kemudian 1.3250. "Resistance" terdekat menunggu di 1.3500 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3550 dan kemudian 1.3665. PT KONTAK PERKASA FUTURES
PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang Jumat pagi ini (5/11), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau melemah, memasuki hari kelimanya, sementara dollar AS di pasar Asia menanjak setelah menguat di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini melemah 0,27% atau 38 poin ke level Rp 14.375 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.337. Rupiah terpantau berada di level sekitar 9 minggu terendahnya.
Analis melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 14.360 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.375, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp 14.375. Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Asia menanjak setelah menguat di sesi global sebelumnya; bergerak naik oleh tertekannya pound sterling karena bertahannya suku bunga BoE serta menjelang rilis data tenaga kerja NFP.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari WIB ini naik perlahan ke level 94,37, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 94,33.
Sementara itu, IHSG Jumat di awal sesi pertama menguat 4,062 poin (0,06%) ke level 6.590,505, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya mixed di antara tergelincirnya saham sektor property kawasan China serta S&P dan Nasdaq yang berlanjut mencetak rekor.
Analis melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini menguat, dengan dollar di pasar Asia turun terbatas. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp14.157 – Rp14.447. PT KONTAK PERKASA
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA
PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang akhir pekan Jumat sore ini (5/11), nilai tukar rupiah terhadap dollar berakhir balik menguat, memangkas loss sesi siangnya, sementara dollar AS di pasar Eropa bergerak tipis setelah menguat di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS petang ini menguat 0,07% atau 10 poin ke level Rp 14.327 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.337. Rupiah bergerak menjauhi level 9 minggu terendah, posisi oversold-nya.
Analis melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 14.360 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.390, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 14.327. Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa bergerak tipis setelah menguat; sempat menanjak oleh tertekannya pound sterling karena bertahannya suku bunga BoE serta menantikan rilis data tenaga kerja NFP.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, petang hari WIB ini flat ke level 94,32, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 94,33.
Sementara itu, IHSG Jumat di akhir sesi melemah tipis 4,658 poin (0,07%) ke level 6.581,785, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya bias melemah dipimpin Hang Seng di antara tergelincirnya saham sektor property kawasan China.
Analis melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini melemah, dengan dollar di pasar Eropa bergerak terbatas. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp14.157 – Rp14.447. PT KONTAK PERKASA
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA
PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Pasar Eropa menuju pembukaan yang tenang pada hari Jumat karena investor menilai laporan pendapatan perusahaan dan keputusan kebijakan terbaru dari bank sentral utama.
FTSE 100 Inggris terlihat sekitar 8 poin lebih rendah pada 7.272, DAX Jerman beringsut sekitar 9 poin lebih rendah ke 16.015 dan CAC 40 Prancis diperkirakan akan tergelincir sekitar 2 poin menjadi 6.986, menurut data IG.
Bank of England mengejutkan pasar pada hari Kamis dengan mempertahankan suku bunga di posisi terendah dalam sejarah, setelah Federal Reserve AS mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka akan mulai mengekang laju program pembelian obligasi bulanan "akhir bulan ini."
Saham di Asia-Pasifik sebagian besar lebih rendah pada hari Jumat, dengan pengembang properti yang terdaftar di Hong Kong membebani indeks Hang Seng.
Di Amerika Serikat, saham berjangka sedikit berubah pada awal perdagangan premarket karena investor bersiap untuk laporan pekerjaan Oktober yang sangat dinanti, dengan nonfarm payrolls diperkirakan meningkat 450.000 sepanjang bulan. Ekonomi AS menambahkan 194.000 pekerjaan pada bulan September, jauh dari proyeksi 500.000.
Kembali di Eropa, pendapatan terus mendorong pergerakan harga saham individu. Induk British Airways IAG, Uniper Jerman dan Amadeus Spanyol termasuk di antara mereka yang melaporkan sebelum penutupan bursa pada hari Jumat.
Dalam berita perusahaan lainnya, UBS diperkirakan akan membuang peringkat direktur pelaksana grup karena CEO Ralph Hamers berupaya merampingkan hierarki manajemen pada emiten pemberi pinjaman Swiss ini.
Rilis data yang sedang ditunggu adalah data PMI konstruksi (indeks pembelian manajer) Oktober akan dirilis dari Jerman, Prancis, Italia dan zona euro pada hari Jumat, bersama dengan penjualan ritel zona euro September. PT KONTAK PERKASA
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA