Selasa, 02 November 2021

Kontakperkasa Futures Surabaya

Kontakperkasa Futures Surabaya


PT KONTAK PERKASA FUTURES | Rekomendasi EUR/USD 2 November 2021: Berjuang Memperpanjang Pemulihan

Posted: 02 Nov 2021 03:43 AM PDT




PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - EUR/USD mengalami rebound sampai sempat mencapai 1.1598 selama jam perdagangan sesi Eropa  dan memasuki sesi AS. Dolar AS berbalik melemah ditengah turunnya yields treasury AS. Data dari AS menunjukkan bahwa sektor manufaktur terus bertumbuh di bulan Oktober meskipun tekanan harga tetap sangat tinggi.

Pada penutupan perdagangan minggu lalu, EUR/USD telah kehilangan semua keuntungan yang sempat diraih setelah pertemuan ECB pada hari Kamis dan karenanya memulai minggu yang baru dengan sedikit tertekan.

Pada hari Kamis minggu lalu Presiden ECB Christine Lagarde menentang kenaikan tingkat bunga ECB, sehingga menutup minggu lalu, EUR/USD kembali jatuh ke 1.1562.

Terlebih lagi dengan dollar AS pada menutup perdagangan pada hari Jumat minggu lalu dengan kondisi menguat. Minggu lalu, indeks dollar AS berhasil berbalik naik ke 94.138 setelah keluarnya Core PCE Price Index yang memvalidasi ekspektasi akan dilakukannya kebijakan pengetatan lebih cepat oleh the Fed yang mendorong naik yields treasury AS ke atas 1.60% dan pada gilirannya mendorong naik USD, ditengah memburuknya sentimen pasar.

Sementara itu, Retail Sales Jerman bulan September dilaporkan terkontraksi sebanyak 2.5% per bulan, meleset jauh dari yang diperkirakan akan kenaikan sebanyak 0.6%, menambah outlook bearish EUR/USD dalam jangka pendek.

Penurunan EUR/USD tertahan oleh karena sedikit melemahnya dollar AS pada paruh kedua perdagangan hari Senin akibat turunnya yields AS dan sentimen pasar yang positip memasuki minggu dan bulan perdagangan yang baru.   Dengan memasuki bulan yang baru, November, maka bulan Septermber dan Oktober yang secara historis merupakan bulan yang penuh gejolak dalam perdagangan saham global sudah lewat. Hal ini membuat para investor dan trader saham semakin yakin akan pergerakan naik dari harga saham. Rally musiman di bulan Natal kemungkinan juga bisa membawa harga saham naik lebih tinggi lagi mengakhiri tahun ini.

"Support" terdekat menunggu di 1.1524  yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1500 dan kemudian 1.1450. "Resistance" terdekat menunggu di 1.1600 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1630 dan kemudian 1.1700. PT KONTAK PERKASA FUTURES

vibiznews.com


Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA FUTURES
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA FUTURES
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES

PT KONTAK PERKASA | Rupiah Senin Pagi Melemah ke Sekitar Rp14.208/USD; Dollar di Asia Menanjak, Ekspektasi Percepatan Suku Bunga

Posted: 01 Nov 2021 09:04 PM PDT




PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang Senin pagi ini (1/11), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau melemah, sementara dollar AS di pasar Asia merangkak naik setelah melejit di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini melemah 0,27% atau 38 poin ke level Rp 14.208 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.170.

Analis melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 14.185 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.208, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp 14.208. Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Asia merangkak naik setelah melejit di sesi global sebelumnya; terangkat oleh ekspektasi percepatan kenaikan bunga the Fed setelah data inflasi personal consumption AS melonjak.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari WIB ini naik ke level 94,18, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 94,13.

Sementara itu, IHSG Senin di awal sesi pertama menguat 26,776 poin (0,41%) ke level 6.618,122, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya bias menguat dipimpin Nikkei di antara rilis kontraksi manufaktur China serta Wall Street yang ditutup akhir pekan mencetak rekor.

Analis melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini menguat, dengan dollar di pasar Asia merangkak naik. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp14.040 – Rp14.275. PT KONTAK PERKASA

vibiznews.com


Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA

[New post] PT KONTAK PERKASA FUTURES | Rekomendasi GBP/USD 2 November 2021: Tetap Tertekan

ptkontakperkasafuturessurabaya posted: " PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - GBP/USD diperdagangkan di bawah 1.3700 di sekitar 1.3659 mencoba bangkit setelah mengalami pukulan keras pada hari Jumat minggu lalu. Namun tidak berhasil dan tetap tertekan setelah AS menunjukkan bahwa tekanan ha"

PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA

PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA


PT KONTAK PERKASA | Rekomendasi Mingguan GBP/USD 1 – 5 November 2021: the Fed, BoE dan NFP Menentukan

Posted: 01 Nov 2021 09:24 PM PDT




PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Setelah sempat bergerak naik ke 1.3742 karena BoE yang cenderung hawkish, dan munculnya berita baik mengenai Brexit serta melemahnya USD, GBP/USD pada minggu lalu kembali tertekan turun dan diperdagangkan di sekitar 1.3687, dengan lenyapnya berita baik mengenai Brexit dan kembali menguatnya dollar AS ke 94.138.

Inflasi kelihatannya telah berdampak negatip, paling tidak terhadap ekonomi AS, yang mengalami pertumbuhan yang melambat. Ekonomi AS hanya berkembang 2% per tahun di kuartal ke 3, lebih buruk daripada yang diperkirakan dan jauh turun dari kuartal ke 2 sebesar 6.7%. Kekurangan dalam hal semikonduktor mengakibatkan dampak yang besar, dan juga naiknya harga-harga. Berita ini membebani dollar AS.

Dollar AS juga sebagian terpukul oleh kabar baik dari perusahaan – perusahaan AS yang melaporkan penghasilan perusahaannya yang umumnya bagus – bagus sehingga mendorong naik harga saham dan memberikan sentimen yang risk-on yang membebani dollar AS yang safe-haven. Meskipun pada saat terakhir melesetnya penghasilan dari Amazon dan Apple sempat membuat sentimen berubah menjadi buruk dan menolong menstabilkan dollar AS.

Ketakutan terhadap inflasi yang tinggi mendorong naik biaya peminjaman dalam jangka pendek sehingga menaikkan kurva dari yields obligasi AS jangka pendek.

Di pihak lain, anggota BoE Silvana Terneyro berpegang teguh kepada pesannya yang dovish mengenai inflasi sehingga mendinginkan ekspektasi akan kenaikan tingkat bunga pada minggu – minggu yang akan datang.

Berbeda dengan pesan dari BoE, rencana belanja dari pemerintah yang boros kelihatannya membuka jalan bagi naiknya inflasi dan dengan demikian membuat biaya peminjaman tetap tinggi.

Hubungan antara Inggris dengan Perancis tetap tegang mengenai perikanan yang membuat isu Brexit tetap menjadi problem.

Minggu ini, apakah BoE akan bergegas menaikkan tingkat bunga? Kemungkian belum saat ini, namun tekanan ke arah ini memuncak. Gubernur BoE akan mempublikasikan pekiraan pertumbuhan dan inflasi yang baru di dalam Laporan Kebijakan Moneter nya pada hari Kamis sehingga hari Kamis ini disebut Super Thursday.

Andrew Bailey Gubernur BoE paling tidak bisa menggunakan momentum ini untuk memberikan pertanda mengenai kenaikan biaya peminjaman yang akan datang apakah di bulan Desember atau di bulan Februari. Naiknya inflasi bersamaan dengan belanja pemerintah yang diproyeksikan naik bisa memberikan keberanian kepada kelompok hawkish.

Di sisi lain, Inggris masih berjuang melawan angka yang tinggi dari kasus Covid – 19, sehingga menambah ketidakpastian disamping akan berakhirnya skema cuti yang bisa berdampak negatip terhadap ekonomi. Ketidakpastian yang tinggi kemungkinan akan membuat BoE menahan diri untuk mengambil tindakan dalam waktu dekat, namun tanda-tanda kenaikan tingkat bunga akan mendominasi event-event minggu ini.

Di AS, di bulan September, kepala Federal Reserve Jerome Powell secara eksplisit mengatakan bahwa tapering di bulan November sudah dalam rencana dan menambahkan bahwa prosesnya akan bisa berakhir pada pertengahan tahun 2022. Risalah pertemuan the Fed menunjukkan bahwa kecepatan tapering adalah $15 miliar per bulan sehingga akan berakhir dalam 8 bulan.

Sejak saat itu, angka inflasi telah terus tinggi secara persisten, mengikis narasi bahwa inflasi hanya bersifat sementara. Dan bahkan the Fed telah mengakui kenaikan harga dan isu rantai supply ternyata lebih persisten daripada yang sebelumnya dipikirkan. Meskipun demikian, angka pertumbuhan ekonomi dan employment melambat.

Hampir pasti the Fed akan mengumumkan mengenai tapering. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Powell masih bisa mengatakan bahwa inflasi bersifat sementara dengan angka CPI inti yang keluar baru-baru ini tidak naik tinggi. Dan bahkan angka selama tiga bulan terakhir menunjukkan kelemahan data makro ekonomi CPI.

Selain masalah tapering, minggu ini AS akan mengeluarkan laporan data pekerjaan yaitu Non-Farm Payrolls. Dua kali data Non-Farm Payrolls sangat mengecewakan, di bulan September hanya sedikit penambahan yaitu 194.000 pekerjaan. Para ekonom memperkirakan kenaikan dua kali lipat sebanyak 385.000 pekerjaan di bulan Oktober, dengan upah tetap di 4.6% secara tahunan.

Munculnya angka yang lebih baik akan positip bagi dollar AS dan sebaliknya. Namun jika the Fed membuat sentimen yang buruk bagi pasar, kabar buruk ini bisa menjadi kabar baik buat dollar AS karena akan memicu arus safe-haven.

Sebelum keluarnya data NFP, PMI dari ISM akan dipublikasikan dan bisa dipakai untuk menebak NFP yang akan keluar. PMI dari ISM diperkirakan akan keluar di atas angka 60 yang merefleksikan pertumbuhan yang kuat.

Selain PMI ISM, laporan pekerjaan dari sektor swasta yang akan dikeluarkan oleh ADP juga bisa menggoyang pasar. Pada laporan bulan lalu, menunjukkan kenaikan sebanyak 568.000 posisi yang jauh di atas dari yang diperkirakan.

Secara keseluruhan gambarannya bervariasi.

"Support" terdekat menunggu di 1.3675 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3575 dan kemudian 1.3666.  "Resistance" terdekat menunggu di 1.3722 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3825 dan kemudian 1.3915. PT KONTAK PERKASA

vibiznews.com


Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA

PT KONTAKPERKASA FUTURES SURABAYA

PT KONTAKPERKASA FUTURES SURABAYA


PT KONTAK PERKASA | Rekomendasi Mingguan EUR/USD 1 – 5 Nopember 2021: Ditentukan oleh Hasil FOMC & NFP AS

Posted: 01 Nov 2021 09:17 PM PDT




PT KONTAK PERKASA SURABAYA
- Setelah bergerak sideways di rentang 1.1600 selama paruh pertama minggu ini, EUR/USD sempat naik ke 1.1693 pada hari Kamis minggu lalu dengan Presiden ECB Christine Lagarde menentang kenaikan tingkat bunga ECB. Namun menutup minggu lalu, EUR/USD kembali jatuh ke 1.1562 dengan berbalik menguatnya indek dollar AS ke 94.138.

Inflasi kelihatannya telah berdampak negatip, paling tidak terhadap ekonomi AS, yang mengalami pertumbuhan yang melambat. Ekonomi AS hanya berkembang 2% per tahun di kuartal ke 3, lebih buruk daripada yang diperkirakan dan jauh turun dari kuartal ke 2 sebesar 6.7%. Kekurangan dalam hal semikonduktor mengakibatkan dampak yang besar, dan juga naiknya harga-harga. Berita ini membebani dollar AS.

Dollar AS juga sebagian terpukul oleh kabar baik dari perusahaan – perusahaan AS yang melaporkan penghasilan perusahaannya yang umumnya bagus – bagus sehingga mendorong naik harga saham dan memberikan sentimen yang risk-on yang membebani dollar AS yang safe-haven. Meskipun pada saat terakhir melesetnya penghasilan dari Amazon dan Apple sempat membuat sentimen berubah menjadi buruk dan menolong menstabilkan dollar AS.

Ketakutan terhadap inflasi yang tinggi mendorong naik biaya peminjaman dalam jangka pendek sehingga menaikkan kurva dari yields obligasi AS jangka pendek yang mendorong naik dollar AS.

Selain itu, AS juga merilis core Personal Consumption Expenditures Price Index tahunan di bulan September yang muncul stabil di 3.6%

ECB mengadakan pertemuan kebijakan moneternya yang tetap mempertahankan kebijakan moneternya tidak berubah sebagaimana yang telah diantisipasikan, sementara pernyataan yang menyertainya serupa dengan sebelumnya.

Dalam konferensi persnya, Presiden ECB Christine Lagarde mendesak bahwa inflasi bersifat sementara dan akan turun pada tahun depan. Sementara Consumer Price Index (CPI) Uni Eropa naik mencapai ketinggian selama 13 tahun di 4.1% YoY di bulan Oktober, dan CPI Jerman melompat ke 4.6% YoY pada bulan yang sama.

Lagarde juga mengatakan bahwa dia percaya Pandemic Emergency Purchase Program (PEPP) akan berakhir pada bulan Maret 2022 sebagaimana yang semula direncanakan dan juga menambahkan tidak ada kenaikan tingkat bunga yang diperkirakan akan terjadi selama tahun 2022. Apa yang akan terjadi selanjutnya akan didiskusikan lebih lanjut pada bulan Desember.

GDP Jerman kuartal ke 3 muncul di 1.8% QoQ, di bawah daripada yang diperkirakan, sementara Uni Eropa di 2.2% sesuai dengan angka kuartal ke 2 dan di atas dari yang diperkirakan di 2%.

Minggu ini, Jerman akan mempublikasikan laporan Retail Sales bulan September, Factory Orders dan Industrial Production, yang bisa memberikan petunjuk mengenai Kesehatan ekonomi lokal. Sementara kalender ekonomi dari Uni Eropa sedikit dengan fokus kepada European Commission Economic Growth Forecasts dan Retail Sales bulan September.

Dari AS, minggu ini, fokus kepada risalah pertemuan FOMC the Fed mengenai tapering dan laporan bulanan Non-Farm Payrolls.

Di bulan September, kepala Federal Reserve Jerome Powell secara eksplisit mengatakan bahwa tapering di bulan November sudah dalam rencana dan menambahkan bahwa prosesnya akan bisa berakhir pada pertengahan tahun 2022. Risalah pertemuan the Fed menunjukkan bahwa kecepatan tapering adalah $15 miliar per bulan sehingga akan berakhir dalam 8 bulan.

Sejak saat itu, angka inflasi telah terus tinggi secara persisten, mengikis narasi bahwa inflasi hanya bersifat sementara. Dan bahkan the Fed telah mengakui kenaikan harga dan isu rantai supply ternyata lebih persisten daripada yang sebelumnya dipikirkan. Meskipun demikian, angka pertumbuhan ekonomi dan employment melambat.

Hampir pasti the Fed akan mengumumkan mengenai tapering. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Powell masih bisa mengatakan bahwa inflasi bersifat sementara dengan angka CPI inti yang keluar baru-baru ini tidak naik tinggi. Dan bahkan angka selama tiga bulan terakhir menunjukkan kelemahan data makro ekonomi CPI.

Selain masalah tapering, minggu ini AS akan mengeluarkan laporan data pekerjaan yaitu Non-Farm Payrolls. Dua kali data Non-Farm Payrolls sangat mengecewakan, di bulan September hanya sedikit penambahan yaitu 194.000 pekerjaan. Para ekonom memperkirakan kenaikan dua kali lipat sebanyak 385.000 pekerjaan di bulan Oktober, dengan upah tetap di 4.6% secara tahunan.

Munculnya angka yang lebih baik akan positip bagi dollar AS dan sebaliknya. Namun jika the Fed membuat sentimen yang buruk bagi pasar, kabar buruk ini bisa menjadi kabar baik buat dollar AS karena akan memicu arus safe-haven.

Sebelum keluarnya data NFP, PMI dari ISM akan dipublikasikan dan bisa dipakai untuk menebak NFP yang akan keluar. PMI dari ISM diperkirakan akan keluar di atas angka 60 yang merefleksikan pertumbuhan yang kuat.

Selain PMI ISM, laporan pekerjaan dari sektor swasta yang akan dikeluarkan oleh ADP juga bisa menggoyang pasar. Pada laporan bulan lalu, menunjukkan kenaikan sebanyak 568.000 posisi yang jauh di atas dari yang diperkirakan.

"Support" terdekat menunggu di 1.1558  yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1523 dan kemudian 1.1470. "Resistance" terdekat menunggu di 1.1580 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1670 dan kemudian 1.1760. PT KONTAK PERKASA

vibiznews.com


Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA

Senin, 01 November 2021

[New post] PT KONTAK PERKASA | IHSG Senin Pagi Menguat Sekitar 0,45% ke Level 6.620; Bursa Asia Bias Menguat, Dipimpin Nikkei

ptkontakperkasafuturessurabaya posted: " PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin pagi ini (1/11) terpantau bangkit menguat 29,358 poin (0,45%) ke level 6.620,704 setelah dibuka naik ke level 6.618,122. IHSG mulai dengan lanjut men"