PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Setelah sempat mengalami rebound dari posisi terendah selama satu bulan, GBP/USD berbalik tertekan turun ke 1.4114 karena data GDP Inggris untuk bulan April yang keluar, meleset dari yang diperkirakan di 2.3% dan spekulasi bahwa pembukaan kembali ekonomi Inggris akan mengalami penundaan, selain kembali munculnya masalah Brexit sehubungan dengan isu protokol Irlandia Utara. GBP/USD makin tertekan dengan reboundnya dollar AS oleh karena munculnya angka Consumer Sentiment AS yang bagus.
Brusel kehilangan kesabaran dengan penundaan dari Inggris di dalam mengimplimentasikan kesepakatan yang telah ditanda tangani dan mengancam kuota tarif. Namun tekanan dari Biden agar isu ini segera diselesaikan menenangkan sentimen pasar sehubungan dengan Brexit dan membuat Poundsterling mengalami kelegaan.
Varian baru virus Delta menyebar dengan cepat di Inggris, membuat kasus baru Covid – 19 di Inggris mencapai angka tertinggi sejak bulan Februari. Hal ini juga membuat semakin tidak mungkin untuk membuka kembali kegiatan ekonomi tahap terakhir di Inggris. Dengan demikian "Freedom Day " yang sangat dinantikan kemungkinan akan ditunda dari tanggal 21 Juni menjadi awal Juli.
Pernyataan Kepala Ekonom Bank of England Andy Haldane bahwa BoE sudah bisa memulai memperketat QE, telah membangunkan Sterling dari tidurnya dan mengirim naik lebih tinggi. Haldane juga mengatakan bahwa ekonomi Inggris akan bergerak dan sudah terlihat tekanan harga.
Di AS, Treasury Secretary AS Yellen mengatakan bahwa paket belanja infrastruktur dalam jumlah yang besar akan menyehatkan ekonomi AS sekalipun bisa menyebabkan naiknya tingkat suku bunga dan inflasi. Pernyataan Yellen mendorong naik yields treasury AS meskipun masih dibawah tingkat sebelum kejatuhan karena rilis data Non-Farm Payrolls hari Jumat minggu lalu yang mengecewakan.
Consumer Price Index (CPI) keluar di 0.6% yang adalah lebih tinggi daripada yang diperkirakan di 0.5%. Secara tahunan CPI umum naik ke 0.5% pada bulan Mei, dibandingkan dengan 4.7% di bulan April dan yang diperkirakan. AS juga mempublikasikan Initial Jobless Claims untuk minggu yang berakhir pada tanggal 4 Juni di 376.000, yang lebih baik daripada sebelumnya di 385.000 namun sedikit diatas dari yang diperkirakan di 370.000.
Di Inggris minggu ini kelihatannya bukan masalah apakah "Freedom Day" akan ditunda, melainkan sampai kapan akan ditunda? Setiap penundaan yang melewati dari minggu pertama Juli akan bisa berefek negatif bagi. Sebaliknya apabila ada keputusan yang mengejutkan yang tetap melekat pada tanggal 21 Juni, akan positip bagi poundsterling.
Vaksinasi yang cepat akan mendorong investor untuk bersemangat. Inggris juga akan mengeluarkan data ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat inflasi dan penjualan ritel.
Tingkat pengangguran kemungkinan akan tetap berhasil ditekan dibawah 5% pada bulan April, sementara Claimant Count Change yang terbaru di bulan Mei kemungkinan akan menunjukkan penurunan berikutnya. Pelonggaran restriksi akan bisa mendorong pasar tenaga kerja.
Apakah pembukaan kembali kegiatan ekonomi telah mendorong naik harga-harga? Sebegitu jauh, CPI umum berada di bawah target 2% dari BoE dan kenaikan di atas level tersebut tidak akan menjadi suatu kejutan. Meskipun demikian, rintangan untuk menaikkan tingkat bunga tetap tinggi, berdasarkan percepatan inflasi sekarang ini.
Statistik penjualan ritel untuk bulan Mei pada hari Jumat kemungkinan akan menunjukkan lompatan yang substansial di dalam angka tahunan disebabkan karena "base effect" yaitu lockdown Inggris pada tahun lalu. Meskipun angka bulanan kemungkinan akan menunjukkan angka yang kuat juga.
Secara keseluruhan, data ekonomi Inggris yang akan keluar pada minggu ini kemungkinan akan menjadi faktor yang positip bagi Poundsterling.
Di Amerika Serikat, melakukan pengetatan moneter atau tidak? Itulah pertanyaan untuk Federal Reserve dalam pertemuannya bulan Juni ini, atau paling tidak ada sedikit diskusi mengenai pengurangan pembelian obligasi yang akan positip bagi dollar AS.
Kenaikan inflasi dalam CPI umum ke 5%, dan tanda-tanda di dalam survey akan tekanan kenaikan harga, menunjukkan kepada akan dilakukannya pengetatan moneter pada akhir tahun ini. Sementara kepala the Fed Jerome Powell dan koleganya bisa terus melanjutkan desakan bahwa inflasi adalah bersifat sementara dan employment masih ketinggalan, masih ada 7,6 juta orang Amerika yang masih harus kembali ke pekerjaan mereka sebelum pandemik. Pasar memperkirakan the Fed akan menahan diri untuk tidak menghantam kapal pada saat ini, dan baru akan bergerak pada akhir Agustus di Jackson Hole Symposium.
Selain keputusan dari the Fed pada hari Rabu, pasar juga akan memandang kepada angka-angka penjualan ritel untuk bulan Mei. Setelah mengatasi angka perkiraan bulan maret dan mengecewakan di bulan April kelihatannya hanya akan ada sedikit perubahan untuk angka bulan lalu.
Kemajuan belanja infrastruktur yang massif juga mendapatkan perhatian. Setelah pembicaraan terakhir antara Gedung Putih dan sekelompok Republikan gagal, muncul penawaran bipartisan yang lain, namun masih memerlukan persetujuan dari para pejabat senior.
Kecepatan vaksinasi Amerika telah melambat, namun pemerintah federal giat berusaha agar sebanyak mungkin orang Amerika menerima suntikan sampai tanggal 4 Juli.
Momentum kenaikan masih ada namun sudah agak melemah.
"Support" terdekat menunggu di 1.4110 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.4080 dan kemudian 1.4010. "Resistance" terdekat menunggu di 1.4180 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.4250 dan kemudian 1.4360. PT KONTAK PERKASA
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA
ptkontakperkasafuturessurabaya posted: " PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang awal pekan pagi ini (14/6), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau terkoreksi, sementara dollar AS di pasar Asia naik terbatas setelah menguat di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap d"
PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang awal pekan pagi ini (14/6), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau terkoreksi, sementara dollar AS di pasar Asia naik terbatas setelah menguat di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini turun 0,22% atau 31 poin ke level Rp 14.220 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.189.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 14.200 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.220, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp 14.220. Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS naik terbatas di pasar uang Asia setelah menguat di sesi global sebelumnya; bergerak bangkit di tengah pelemahan euro dan investor menantikan rilis pertemuan the the Fed minggu ini.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari WIB ini naik tipis ke level 90,55, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 90,51.
Sementara itu, IHSG Senin di awal sesi pertama, menguat 23,069 poin (0,38%) ke level 6.118,566, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya variatif di tengah pasar mencari arah dari pertemuan serta S&P 500 mencetak rekor baru.
Analis melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini menguat, dengan dollar di pasar Asia merangkak naik. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp14.215 – Rp14.405. PT KONTAK PERKASA
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang akhir pekan Jumat pagi ini (11/6), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau menguat, kembali di 3,5 minggu tertingginya, sementara dollar AS di pasar Asia turun terbatas setelah melemah di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini naik 0,09% atau 13 poin ke level Rp 14.234 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.247.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 14.222 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.235, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp 14.234. Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS turun terbatas di pasar uang Asia setelah melemah di sesi global sebelumnya; kembali tertekan setelah rilis data IHK AS menunjukkan inflasi bakal sementara.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari WIB ini turun tipis ke level 89,99, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 90,06.
Sementara itu, IHSG Jumat di awal sesi pertama, menguat 7,670 poin (0,13%) ke level 6.115,208, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya bias menguat setelah Wall Street menguat dan S&P 500 mencetak rekor baru.
Analis melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini melemah, dengan dollar di pasar Asia menurun. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp14.215 – Rp14.405. KONTAK PERKASA FUTURES
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang akhir pekan Jumat siang ini (11/6), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau tambah perkasa, menambah gain ke 4 minggu tertingginya, sementara dollar AS di pasar Asia turun terbatas setelah melemah di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS siang ini naik 0,39% atau 56 poin ke level Rp 14.191 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.247.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 14.222 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.235, dan terakhir siang ini WIB terpantau di posisi Rp 14.191. Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS turun terbatas di pasar uang Asia setelah melemah di sesi global sebelumnya; kembali tertekan setelah rilis data IHK AS menunjukkan inflasi bakal sementara.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, siang hari WIB ini turun tipis ke level 89,99, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 90,06.
Sementara itu, IHSG Jumat di akhir sesi pertama, terkoreksi tipis 3,332 poin (0,05%) ke level 6.104,206, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya bias menguat setelah Wall Street menguat dan S&P 500 mencetak rekor baru.
Analis melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini melemah, dengan dollar di pasar Asia menurun. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp14.140 – Rp14.325. KONTAK PERKASA FUTURES
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Bursa saham Amerika cetak gain yang lumayan pada perdagangan yang berakhir Jumat dinihari WIB (11/6/2021), dengan indeks S&P500 berhasil cetak rekor tertinggi sepanjang masa. Indeks Dow Jones rebound dari posisi pelemahan selama 3 sesi berturut dan Nasdaq mendaki ke posisi tertinggi 6 pekan.
Indeks Dow Jones berakhir naik tipis hanya 19,10 poin atau 0,1 persen menjadi 34.466,24. Indeks Nasdaq yang sarat saham teknologi naik 108,58 poin atau 0,8 persen menjadi 14.020,33 dan indeks S&P 500 naik 19,63 poin atau 0,5 persen menjadi 4.239,18. Penutupan yang lebih tinggi di bursa Wall Street ini terjadi setelah rilis laporan Departemen Tenaga Kerja yang menunjukkan kenaikan harga konsumen yang lebih besar dari perkiraan di bulan Mei.
Indeks harga konsumen naik 0,6 persen di bulan Mei setelah naik 0,8 persen di bulan April, melebihi perkiraan kenaikan 0,4 persen. Secara tahunan, indeks naik sebesar 5,0 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, lonjakan terbesar sejak Agustus 2008. Untuk harga konsumen inti naik 0,7 persen di bulan Mei menyusul kenaikan 0,9 persen di bulan April.
Menambah sentimen positif dari laporan ekonomi, Departemen Tenaga Kerja merilis laporan terpisah yang menunjukkan penurunan moderat dalam klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran. Klaim turun tipis menjadi 376.000, turun 9.000 dari level minggu sebelumnya di 385.000 dan diatas perkiraan turun ke 370.000.
Secara sektoral, saham emas bergerak naik tajam hingga menghasilkan lonjakan 2,7 persen oleh NYSE Arca Gold Bugs Index. Kekuatan substansial juga terlihat di antara saham bioteknologi, dengan NYSE Arca Biotechnology Index melonjak 2,4 persen pada level penutupan terbaiknya dalam hampir empat bulan.
Saham farmasi, perangkat lunak, dan semikonduktor juga mengalami penguatan yang cukup besar hari ini, namun terjadi pergerakan sebaliknya pada saham sektor perumahan, maskapai penerbangan, dan juga perbankan yang ditutup pada zona merah. KONTAK PERKASA FUTURES
ptkontakperkasafuturessurabaya posted: " KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat siang ini (11/6) terpantau terkoreksi tipis 3,332 poin (0,05%) ke level 6.104,206 setelah dibuka naik ke level 6.115,208. IHSG bergerak sideways"
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat siang ini (11/6) terpantau terkoreksi tipis 3,332 poin (0,05%) ke level 6.104,206 setelah dibuka naik ke level 6.115,208. IHSG bergerak sideways di dua zona, sementara bursa kawasan Asia siang ini umumnya bias menguat setelah Wall Street menguat dan S&P 500 mencetak rekor.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) siang ini terpantau menguat signnfikan 0,39% atau 56 poin ke level Rp 14.191, dengan dollar AS di pasar uang Asia turun terbatas setelah melemah di sesi global sebelumnya; kembali tertekan setelah rilis data IHK AS menunjukkan inflasi bakal sementara. Rupiah menguat dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.247.
Mengawali perdagangannya, IHSG menguat 7,670 poin (0,13%) ke level 6.115,208. Sedangkan indeks LQ45 naik 1,078 poin (0,12%) ke level 906,496. Siang ini IHSG melemah tipis 3,332 poin (0,05%) ke level 6.104,206. Sementara LQ45 terlihat turun 0,22% atau 2,035 poin ke level 903,383.
Tercatat sebanyak 241 saham naik, 234 saham turun dan 159 saham stagnan. Perdagangan saham termasuk agak ramai dengan frekuensi perdagangan saham tercatat 771,52 kali transaksi sebanyak 14,69 miliar lembar saham senilai Rp 8,701 triliun.
Sementara itu, bursa regional siang ini terlihat umumnya menguat, di antaranya Indeks Nikkei yang menanjak 0,01%, dan Hang Seng yang naik 0,37%.
Sejumlah saham yang masuk jajaran top gainers antara lain Indika (INDY) 9,81%, Adaro (ADRO) 9,50%, Indo Tambangraya (ITMG) 6,38%, dan PGN (PGAS) 5,65%.
Analis melihat pergerakan bursa kali ini bergerak sideways di dua zona, sementara bursa kawasan Asia bias menguat setelah S&P 500 mencetak rekor. Berikutnya IHSG kemungkinan akan berpeluang kembali ke zona hijaunya, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 6.115 dan 6.170. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 5.972, dan bila tembus ke level 5.833. KONTAK PERKASA FUTURES
PT KP PRESS SURABAYA - Bursa saham Amerika ditutup sedikit melemah pada perdagangan yang berakhir Kamis dinihari WIB (10/6/2021), dengan indeks Nasdaq terkoreksi dari posisi tertinggi 1 bulan. Indeks Dow Jones turun ke posisi terendah 2 pekan, sedangkan indeks S&P500 terendah sepekan.
Indeks Dow Jones berakhir turun 152,68 poin atau 0,44 persen ke level 34.447,14. Indeks S&P 500 ditutup lebih rendah sebesar 7,71 poin atau 0,18 persen menjadi 4.219,55, sedangkan indeks Nasdaq yang sarat saham teknologi turun tipis 13,16 poin atau 0,09 persen menjadi 13.911,75. Pelemahan saham disebabkan kehati-hatian pasar jelang rilis data inflasi AS yang jadi fokus pekan ini.
erpantau saham-saham besar di Dow Jones melemah seperti saham Caterpillar, Boeing, American Express, General Electric, Home Depot, JP Morgan Chase dan Nike yang tertekan turun sebesar 1 hingga 2,5 persen. Namun terjadi pergerakan sebaliknya pada beberapa saham teknologi seperti saham IBM, Amgen, Microsoft dan Apple.
Saham Merck & Co naik lebih dari 2 persen setelah perusahaan mengumumkan bahwa pemerintah AS telah setuju untuk membeli sekitar 1,7 juta kursus pengobatan eksperimental COVID-19 perusahaan, molnupiravir, dengan harga sekitar $1,2 miliar, jika obat tersebut memenuhi persetujuan peraturan.
Dari laporan ekonomi yang dirilis, Departemen Perdagangan melaporkan persediaan grosir di AS naik 0,8% dari bulan sebelumnya menjadi US$ 698,0 miliar pada April, setelah alami peningkatan 1,2% pada bulan sebelumnya. PT KP PRESS
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS