KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang Selasa sore ini (18/5), nilai tukar rupiah terhadap dollar ditutup balik menguat, melepas loss dari sesi siangnya, sementara dollar AS di pasar Eropa tergelincir setelah melemah 3 hari di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS petang ini turun 0,07% atau 10 poin ke level Rp 14.272 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.282.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 14.300 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.310, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 14.272. Menguat rupiah terjadi sementara dollar tergelincir di pasar uang Eropa setelah melemah 3 hari di sesi global sebelumnya; tertekan ke 11 minggu terendahnya oleh ekspektasi pasar akan berlanjutnya kebijakan suku bunga rendah menjelang rilis minutes pertemuan the Fed terakhir.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, petang hari WIB ini turun tipis ke level 90,11, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 90,19.
Sementara itu, IHSG Selasa di akhir sesi pertama, terpantau flat menguat tipis 0,534 poin (0,01%) ke level 5.834,394, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya bangkit menguat di tengah RBA yang merilis risalahnya menyatakan belum akan menaikkan suku bunga sampai tahun 2024.
Analis melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini melemah tipis, dengan dollar di pasar Eropa menurun. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp14.140 – Rp14.465. KONTAK PERKASA FUTURES
ptkontakperkasafuturessurabaya posted: " KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Bursa saham Hong Kong naik untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Selasa (18/5/2021), di-support oleh kenaikan saham sektor energi dan telekomunikasi. Sentimen juga diperkuat oleh rilis data ekonomi Cina dan AS y"
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Bursa saham Hong Kong naik untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Selasa (18/5/2021), di-support oleh kenaikan saham sektor energi dan telekomunikasi. Sentimen juga diperkuat oleh rilis data ekonomi Cina dan AS yang suram, sehingga meredakan kekhawatiran pengetatan kebijakan.
Data ekonomi pada hari Senin menunjukkan pabrik-pabrik Cina daratan memperlambat pertumbuhan output mereka pada bulan April dan penjualan ritel secara signifikan meleset dari ekspektasi karena para pejabat memperingatkan masalah baru yang mempengaruhi pemulihan di Cina.
Di sisi lain, investor Cina daratan memburu saham murah di beberapa sektor, termasuk di sektor teknologi yang sempat terpuruk akibat kekhawatiran antimonopoli. Regulator sekuritas China telah menyetujui kumpulan baru sembilan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang menargetkan saham teknologi yang terdaftar di Hong Kong, berpotensi menguntungkan sektor yang terpukul.
Indeks harian Hang Seng ditutup naik 399.72 poin atau 1,4% menjadi 28.593,81, tertinggi sejak 10 Mei. Demikian untuk indeks saham Cina Enterprise (HSCE) dengan 60 saham unggulan berakhir naik 1,0% menjadi 10.503,84. Untuk indeks Hang Seng berjangka bulan April 2021 bergerak positif dengan menguat 363 poin atau 1,29% ke posisi 28454.
Secara sektoral, semua indeks bergerak positif dengan penguatan terbesar dipimpin oleh saham sektor energi dan properti yang menguat 3,44% dan 2,37% masing-masing. Saham dengan gain tertinggi adalah saham PetroChina melonjak 4.78%, saham China Petroleum menguat 4.43%, saham China Overseas Land menguat 2.61% dan saham Country Garden naik 3.93%. KONTAK PERKASA FUTURES
PT KP PRESS SURABAYA - Minggu lalu EUR/USD masih bergerak kuat melanjutkan keuntungan sesi sebelumnya yang kini telah menembus posisi resisten kuatnya dan berada di 1.2145. EUR/USD mendapat kekuatan dari pelemahan dolar AS serta pergerakan kuat perdagangan aset risiko, naik ke posisi tertinggi 2 bulan didukung oleh optimisme tentang pemulihan ekonomi Eropa yang dibantu oleh upaya pembukaan kembali yang sedang berlangsung dan percepatan vaksinasi COVID-19.
Gema dari angka NFP minggu lalu yang sangat mengecewakan meyakinkan investor bahwa the Fed akan tetap mencetak $120 miliar per bulan untuk waktu yang lebih lama lagi. Hal ini membebani dollar AS. Kemudian muncul angka inflai dimana CPI naik menjadi 4.2% YoY dan Core CPI naik membumbung menjadi 3% pertahun, keduanya diatas daripada yang diperkirakan. Seharusnya ini membuat bank sentral AS bangkit berjaga-jaga. Meskipun demikian dollar AS harus berjuang untuk bisa mengkapitalisir berita tersebut dengan naiknya inflasi kemungkinan sehubungan dengan cepatnya pembukaan kembali kegiatan bisnis, sebuah faktor yang bisa lenyap begitu saja nantinya.
Penjualan ritel AS meleset dari yang diperkirakan dengan tetap datar pada bulan April, meskipun terjadi revisi naik. Sementara The University of Michigan's Consumer Sentiment Index, tanpa terduga jatuh.
Sementara di Eropa, debat mengenai apa Langkah ECB berikutnya berlangsung seru. Sebagian anggota ingin melanjutkan mencetak euro, dan melengkapi the Pandemic Emergency Purchase Program (PEPP), sementara yang lain ingin segera dipotong pada bulan Juni. Hal in menggoyang euro.
Permintaan untuk mengurangi kebijakan moneter yang longgar datang ditengah membaiknya statistik Covid-19 di Eropa yang kelihatannya merupakan efek positip dari vaksinasi membuat turun kasus baru, pasien ke rumah sakit dan kematian.
Dari data makro ekonomi, ZEW Economic Sentiment Jerman menyentuh ketinggian baru di 84.4, yang merefleksikan optimisme di benua Eropa. Angka-angka yang lain juga bagus.
Minggu ini, Eropa berusaha menjaga kecepatan vaksinnya dengan semakin tergantung kepada vaksin dari Pfizer/BioNTech yang kelihatannya akan memberikan hasil. Semakin cepat Eropa memvaksin penduduknya, semakin cepat dibuka kembali ekonominya.
Setelah Spanyol mengakhiri keadaan daruratnya, Perancis mengumumkan Langkah-langkah pelonggaran. Berita-berita ini akan mendukung euro. Negara-negara Selatan memerlukan turisme untuk bisa kembali dengan kecepatan yang penuh dimana terjadi aktifitas ekonomi dan lompatan pekerjaan dan pada akhirnya naiknya inflasi yang pada tingkat tertentu menjadi target dari ECB.
Para pembicara dari bank sentral yang akan tampil bisa menggoyang euro dengan komentar mereka mengenai rencana pembelian obligasi. Jika kebanyakan mendukung "tapering", matauang bersama Eropa memiliki ruang untuk naik, sementara mencetak uang terus sebagaimana yang telah dijanjikan akan mendorong turun.
Update angka GDP area euro untuk kuartal pertama kemungkinan akan mengkonfirmasi kontraksi sebesar 0.6% QoQ sebagaimana yang dilaporkan pada awalnya. Demikian juga dengan data inflasi yang kemungkinan masih tetap lemah, baik dalam angka CPI yang umum maupun data inflasi "underlying"nya. Kedua-duanya akan berada disekitar 1%, baru setengah dari target ECB.
Publikasi yang paling signifikan adalah Purchasing Managers' Index (PMI) pendahuluan untuk bulan Mei dari Markit yang ditanggapi dengan optimisme yang berhati-hati. PMI jasa Jerman diperkirakan akan keluar sedikit melebih level 50 yang memisahkan ekspansi dengan kontraksi.
Sementara itu dari AS, persetujuan dari FDA untuk penggunaan vaksin bagi yang berusia 12 – 15 tahun telah menaikkan harapan akan bisa mencapai lebih banyak orang.
Rencana belanja infrastruktur dengan dana dari kenaikan pajak kemungkinan berada di belakang, meskipun bisa tiba-tiba tampil ke depan tergantung dari Senator Joe Manchin di Senat. Pasar menghendaki pajak yang rendah namun dengan belanja infrastruktur yang lebih banyak.
Rilis data utama pada minggu ini adalah risalah pertemuan FOMC Federal Reserve dari keputusan tingkat bunga di bulan April yang lalu. Waktu itu, the Fed menekankan bahwa inflasi adalah bersifat transitory dan bahwa ekonomi masih panjang perjalanannya. Sementara angka NFP menunjukkan rintangan di perjalanan dan keprihatinan akan kenaikan harga meningkat.
Namun risalah pertemuan ini akan di update sampai menit terakhir sehingga mengijinkan para pejabat the Fed untuk menyampaikan pesan terbaru kepada pasar. Jika anggota the Fed menyatakan keprihatinannya mengenai memanasnya ekonomi yang lebih dari yang seharusnya, dollar AS bisa mengalami kenaikan. Namun, jika sebagian menyatakan kekuatiran yang lebih dalam mengenai pemulihan ekonomi, dollar AS bisa turun.
Klaim pengangguran mingguan dan PMI pendahuluan dari Markit juga akan mendapatkan perhatian pasar, namun fokus tetap pada apa yang dipikirkan oleh the Fed.
Secara keseluruhan tren dari pasangan matauang ini masih positip.
"Support" terdekat menunggu di 1.2050 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2000 dan kemudian 1.1960. "Resistance" terdekat menunggu di 1.2180 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2240 dan kemudian 1.2310. PT KP PRESS
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
PT KP PRESS SURABAYA - Mata uang rupiah terhadap dollar (USD/IDR) pada sesi Senin pagi (17/5) tampak terkoreksi setelah rally 4 minggu, sempat berada di 2,5 bulan terkuatnya minggu lalu. Terpantau rupiah memulainya dengan melemah ke Rp 14.245, kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.282, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp 14.280; melemah 0,58% atau 83 poin dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.197.
Koreksi rupiah Senin pagi ini terkait dengan rebound US dollar setelah terkoreksi cukup dalam akhir pekan lalu. Penguatan USD ini yang berupaya bangkit dari sentimen negatif oleh pernyataan the Fed bahwa kenaikan inflasi AS bersifat sementara, sementara investor menantikan arah dari rilis the Fed minggu ini.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center mata uang rupiah sedang terkoreksi dan mencoba konsolidasi setelah bertengger di area overbought tajam pada minggu lalu. Rentang pergerakan pasar semingu ini terbatas, antara Rp14.465 – Rp14.140 terhadap USD. Rupiah secara harian kemungkinan akan memangkas koreksinya. PT KP PRESS
R2 R1 S1 S2
14.105 14.140 14.480 14.560
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
PT KP PRESS SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang awal pekan Senin sore ini (17/5), nilai tukar rupiah terhadap dollar berakhir melemah setelah rally 4 minggu, cukup stabil dibandingkan sesi siangnya, sementara dollar AS di pasar Eropa melandai setelah melemah 2 hari di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS petang ini turun 0,60% atau 85 poin ke level Rp 14.282 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.197.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 14.250 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.282, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 14.282. Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar agak melandai di pasar uang Eropa setelah melemah 2 hari; berupaya bangkit sebagai safe haven di tengah turunnya harga komoditas dan melonjaknya kasus virus di Singapore dan Taiwan.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, petang hari WIB ini agak flat ke level 90,28, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 90,30.
Sementara itu, IHSG Senin di akhir sesi, terpantau melemah tajam 104,491 poin (1,76%) ke level 5.833,860, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya mixed dengan investor mencermati rilis data penjualan dan output industry dari China.
Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini menguat, dengan dollar di pasar Eropa bergerak terbatas. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp14.140 – Rp14.465. PT KP PRESS
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
ptkontakperkasafuturessurabaya posted: " PT KP PRESS SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang awal pekan Senin siang ini (17/5), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau terkoreksi setelah 4 minggu menguat, menambah loss sesi paginya, sementara dollar AS di pasar Asia naik setelah melemah"
PT KP PRESS SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang awal pekan Senin siang ini (17/5), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau terkoreksi setelah 4 minggu menguat, menambah loss sesi paginya, sementara dollar AS di pasar Asia naik setelah melemah 2 hari di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS siang ini turun 0,58% atau 83 poin ke level Rp 14.280 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.197.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 14.250 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.282, dan terakhir siang ini WIB terpantau di posisi Rp 14.280. Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar rebound di pasar uang Asia setelah melemah 2 hari di sesi global sebelumnya; berupaya bangkit sebagai safe haven di tengah melonjaknya kasus virus di Singapore dan Taiwan serta turunnya harga komoditas.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, siang hari WIB ini naik ke level 90,40, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 90,30.
Sementara itu, IHSG Senin di akhir sesi pertama, terpantau terkoreksi signifikan 75,074 poin (1,26%) ke level 5.863,277, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya mixed dengan investor mencermati rilis data penjualan dan output industry China.
Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini menguat, dengan dollar di pasar Asia menanjak naik. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp14.140 – Rp14.465. PT KP PRESS
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS