KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Harga emas melonjak pada hari Senin (03/05), terdukung penurunan dolar AS dan imbal hasil Treasury AS.
Harga emas spot naik 1,48% menjadi $ 1.794,41 per ons, setelah mencapai level tertinggi sejak 23 April di 1794,96.
Harga emas berjangka AS naik 1,56% menjadi $ 1.795,20.
Indeks dolar tergelincir 0,4%, membuat emas lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lain, sementara patokan AS.
Imbal hasil Treasury 10-tahun juga turun, mengurangi biaya peluang memegang emas tanpa bunga.
Emas juga mendapat dukungan dari data yang menunjukkan aktivitas manufaktur AS tumbuh lebih lambat di bulan April.
Investor sekarang menunggu angka pasar tenaga kerja hari Jumat untuk petunjuk lebih lanjut tentang pemulihan di ekonomi terbesar dunia.
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang kemungkinan besar dihasilkan dari langkah-langkah stimulus yang meluas.
Di tempat lain, paladium logam katalis otomatis melonjak 1,6% menjadi $ 2.981,81 per ons, setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di $ 3.007,73 pada hari Jumat, di tengah kekhawatiran tentang defisit pasokan.
Perak naik 3,56% menjadi $ 26,82 per ounce, setelah mencapai $ 26,95, angka tertinggi sejak 1 Maret. Platinum naik 3,13% menjadi $ 1,235.97.
Analyst memperkirakan harga emas bergerak naik terbantu pelemahan dolar AS dan imbal hasil Treasury AS. Harga emas spot diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 1.804-$ 1.813. Namun jika turun, harga emas akan bergerak dalam kisaran Support $ 1.790-$ 1.782. KONTAK PERKASA FUTURES
ptkontakperkasafuturessurabaya posted: " KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Mengawali perdagangan saham pekan ini, bursa Amerika akhiri sesi yang berakhir Selasa dinihari WIB (4/5/2021) dengan keuntungan terbatas. Hanya indeks Nasdaq yang bertahan di zona merahnya setelah akhir pekan lalu te"
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Mengawali perdagangan saham pekan ini, bursa Amerika akhiri sesi yang berakhir Selasa dinihari WIB (4/5/2021) dengan keuntungan terbatas. Hanya indeks Nasdaq yang bertahan di zona merahnya setelah akhir pekan lalu terkoreksi dari posisi mendekati rekor.
Indeks Nasdaq turun 67,56 poin atau 0,5 persen menjadi 13.895,12, indeks Dow Jones naik 238,38 poin atau 0,7 persen menjadi 34.113,23 dan indeks S&P 500 naik 11,49 poin atau 0,3 persen menjadi 4.192,66. Sentimen positif di Wall Street di kontribusi oleh laporan pendapatan kuartalan yang optimis.
Kekuatan saham juga bertambah setelah Gubernur New York mengumumkan pembatasan sebagian besar bisnis di New York, New Jersey dan Connecticut akan dicabut mulai tanggal 19 Mei. Kemudian Gubernur Florida Ron DeSantis menandatangani perintah eksekutif yang segera menangguhkan semua mandat darurat COVID-19 lokal di Negara Bagian Sunshine.
Gain saham dibatasi oleh laporan dari Institute for Supply Management yang menunjukkan perlambatan tak terduga dalam laju pertumbuhan aktivitas manufaktur AS. Data ISM PMI Manufaktur turun ke 60,7 pada April setelah melompat ke level tertinggi lebih dari 37 tahun di 64,7 pada Maret.
Secara sektoral, penguatan saham di pimpin oleh saham emas dengan lonjakan 4,8 persen oleh NYSE Arca Gold Bugs Index. Kemudian disusul oleh saham energi dengan Philadelphia Oil Service Index melonjak 4,5 persen, sedangkan NYSE Arca Oil Index dan NYSE Arca Natural Gas Index masing-masing melonjak 2,9 persen dan 2,1 persen.
Saham baja, perumahan dan transportasi juga menunjukkan kekuatan yang cukup besar, namun pergerakan sebaliknya terjadi pada saham semikonduktor yang membebani Nasdaq Indeks Semikonduktor Philadelphia turun 1,2 persen. KONTAK PERKASA FUTURES
PT KP PRESS SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang awal pekan Senin siang ini (3/5), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau melemah tipis, stabil dari sesi paginya, sementara dollar AS di pasar Asia bergerak terbatas setelah melejit 2 hari di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS siang ini turun 0,10% atau 15 poin ke level Rp 14.465 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.450.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka stabil ke Rp 14.450 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.475, dan terakhir siang ini WIB terpantau di posisi Rp 14.465. Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar bergerak terbatas di pasar uang Asia setelah melejit 2 hari di sesi global sebelumnya; agak tertahan pergerakannya oleh investor menantikan sederet data ekonomi AS minggu ini untuk arah pasar ke depannya.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, siang hari WIB ini flat ke level 91,31, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 91,30.
Sementara itu, IHSG Senin di akhir sesi pertama, terpantau melemah 49,481 poin (0,83%) ke level 5.946,135, sedangkan bursa saham kawasan Asia variatif di tengah investor mengkhawatirkan kenaikan penularan virus di India serta bursa Jepang dan China yang tutup berlibur.
Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini menguat, dengan dollar di pasar Asia melandai. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp14.417 – Rp14.560. PT KP PRESS
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
PT KP PRESS SURABAYA - Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
Pasar keuangan masih cenderung sideways, dengan capital inflow di pasar SBN dan outflow di bursa saham. BI menyebutkan terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif. Untuk korban virus di Indonesia, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 1,668 ribu orang terinfeksi, 1,522 ribu sembuh dengan tingkat kesembuhan tinggi 91.26%, dan 45 ribu lebih orang meninggal.
Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 3-7 May 2021.
===
Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau terkoreksi di minggu keduanya, bergerak agak sideways di sekitar level 6.000 di tengah transaksi yang cenderung terbatas dan net sell investor asing. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya melemah. Secara mingguan IHSG ditutup melemah terbatas 0.35%, atau 21.248 poin, ke level 5,995.616. Untuk minggu berikutnya (3-7 Mei 2021), IHSG kemungkinan masih akan terkoreksi di awal pekan nanti, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.115 dan 6.231. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 5.883, dan bila tembus ke level 5.735.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau perkasa di minggu keduanya dan sempat berada di 1 bulan terkuatnya, sementara dollar global balik rebound, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat cukup signifikan 0.67% ke level Rp 14,450. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan berupaya naik, atau kemungkinan rupiah melemah di awal minggunya, dalam range antara resistance di level Rp14,560 dan Rp14,634, sementara support di level Rp14.417 dan Rp14.390.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau beranjak naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yields obligasi dan berakhir ke 6,476% pada akhir pekan. Ini terpicu oleh naiknya kembali permintaan investor asing atas SBN. Sementara yields US Treasury cenderung naik pada minggu terakhir ini.
===
Untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut, Bank Indonesia mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran, antara lain sebagai berikut:
Memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah dengan tetap berada di pasar melalui triple intervention untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar; Melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk mendukung stance kebijakan moneter akomodatif; Memperkuat transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan secara lebih rinci, serta melanjutkan koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk (a) mendorong percepatan transmisi kebijakan moneter kepada suku bunga kredit perbankan, dan (b) meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha. BI juga menyebutkan bahwa berdasarkan data transaksi 26 – 29 April 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp5,10 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp5,86 triliun, sementara di pasar saham jual neto sebesar Rp0,76 triliun.
Perbaikan sejumlah indikator ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sedang bergerak ke arah pemulihannya di tahun 2021 ini.PT KP PRESS
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
PT KP PRESS SURABAYA - Pada minggu lalu pasangan matauang EUR/USD sempat naik ke ketinggian selama lebih dari dua bulan di 1.3149. Namun, tidak bisa mempertahankan keuntungannya dan mengakhiri minggu lalu di 1.2021. Data dari kalender ekonomi makro memberikan gambaran yang jelas: pemulihan ekonomi AS adalah dua langkah di depan dari kompetitor utamanya. Meskipun demikian, investor masih bingung untuk memutuskan apakah mau membeli dollar AS berdasarkan data makro ekonomi yang bagus atau menjualnya demi mendapatkan assets dengan imbal hasil yang tinggi.
Pesan dari the Fed yang dovish yang mengatakan tidak ada pengurangan terhadap kebijakan moneter yang longgar membebani dollar AS, namun isu internal di Inggris telah membatasi kemampuan Sterling untuk naik. Pada akhir minggu, naiknya yield obligasi AS berhasil membuat dollar AS berbalik naik sehingga membuat pasangan matauang GBP/USD terjerembab turun ke 1.3816.
The Fed mengakui cepatnya pemulihan ekonomi AS namun tetap bertahan melihat naiknya inflasi sebagai hanya bersifat sementara. Terlebih penting lagi, bank sentral AS ini bersiap untuk terus membeli obligasi pada kecepatan yang tinggi sebesar $120 miliar/bulan kedepannya. Pergerakan ini akan membuat saham tetap naik dan dollar AS turun.
Kepala the Fed, Jerome Powell, mengulangi mantranya bahwa the Fed hanya akan bertindak setelah melihat "kemajuan lebih jauh yang substansial", dan pada saat sekarang ini, ekonomi AS masih panjang perjalanannya.
Sementara itu data-data ekonomi AS yang keluar memberikan keragu-raguan atas pendapat dari Powell. GDP kuartal pertama AS bertumbuh 6.4% sesuai dengan yang diperkirakan. Konsumsi mengalami kenaikan, demikian juga dengan investasi. Sementara inventori turun. Semua ini menunjukkan akan ada ekspansi yang lebih cepat ke depannya.
CB Consumer Confidence Index AS lompat ke 121.7 pada bulan April dari sebelumnya 109 di bulan Maret. Klaim pengangguran mingguan AS muncul di 553.000, sedikit lebih buruk daripada yang diperkirakan, namun masih dekat dengan level terendah sejak dimulainya pandemi, suatu tanda yang jelas bahwa sektor employment sedang dalam situasi pemulihan. Personal spending naik 4.2% pada bulan Maret, kecepatan yang tercepat dalam 9 bulan, sementara Personal Income membumbung 21.1%.
Salah satu alasan kuatnya pertumbuhan ekonomi AS datangnya dari kebijakan stimulus fiscal kelegaan terhadap Covid – 19 senilai $1.9 triliun. Sementara program belanja infrastruktur senilai $2.25 triliun masih dalam proses di Kongres, sudah ada paket stimulus lainnya senilai $1.8 triliun.
Namun, bertolak belakang dengan stimulus yang pertama dan serupa dengan stimulus yang kedua, dana stimulus direncanakan diambil dari kenaikan pajak. Sebegitu jauh, pasar masih mengabaikan rencana kenaikan pajak ini, sekalipun sebagian telah diperhitungkan dalam harga, namun investor masih ragu apakah para pembuat peraturan di Washington akan meluluskan rencana ini.
Sementara itu data makro ekonomi dari Uni Eropa menunjukkan ekonomi Uni Eropa terkontraksi sebesar 0.6% dalam periode yang sama ditengah kerasnya lockdown local dan restriksi yang ditujukan untuk mengkontrol gelombang ketiga dari virus corona.
Minggu ini, pada hari Senin, Jerman akan mempublikasikan penjualan ritelnya bulan Maret, sementara Markit akan mengumumkan angka final dari PMI Manufaktur bulan April. Pada hari Rabu, Markit akan mempublikasikan PMI Jasa final bulan April untuk Uni Eropa.
Dari Amerika Serikat, fokus minggu ini tidak diragukan lagi ada pada publikasi NFP bulan April. Tanda-tanda pertama datang dari PMI manufaktur bulan Maret oleh ISM yang kemungkinan tetap tinggi di level 64.9.
Berikutnya angka pasar tenaga kerja yang akan dikeluarkan oleh ADP diperkirakan akan menunjukkan penciptaan lapangan kerja yang lebih cepat di sektor swasta.
PMI Jasa dari ISM adalah pertanda yang terakhir dan kemungkinan menjadi signal paling penting karena kebanyak orang Amerika bekerja di sektor ini. Angka yang akan keluar diperkirakan melebihi dari angka di bulan Maret sebesar 63.7 yang merupakan angka tertinggi sepanjang waktu.
Klaim pengangguran mingguan AS pada hari Kamis adalah diluar dari perhitungan NFP namun bisa berdampak terhadap pemikiran dari para trader dengan ketegangan memuncak menjelang keluarnya NFP pada hari Jumat.
Angka pekerjaan – NFP – untuk bulan April mengarah kepada kenaikan di dalam pertambahan pekerjaan sebanyak 925.000 – pertambahan yang besar apabila terjadinya sebelum pandemi. Bagi dollar AS, reaksinya akan langsung terlihat – apabila terjadi pertambahan lebih dari satu juta posisi, hal ini akan membuat dollar AS mengalami permintaan, terutama jika "participation rate" juga meningkat.
"Support" terdekat menunggu di 1.2020 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1960 dan kemudian 1.1880. "Resistance" terdekat menunggu di 1.2149 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2190 dan kemudian 1.2240. PT KP PRESS
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
ptkontakperkasafuturessurabaya posted: " PT KP PRESS SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang awal pekan Senin pagi ini (3/5), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau melemah tipis, sementara dollar AS di pasar Asia terkoreksi terbatas setelah melejit 2 hari di sesi global sebelumnya. Ru"
PT KP PRESS SURABAYA - Dalam pergerakan pasar uang awal pekan Senin pagi ini (3/5), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau melemah tipis, sementara dollar AS di pasar Asia terkoreksi terbatas setelah melejit 2 hari di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini turun 0,10% atau 15 poin ke level Rp 14.465 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.450.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka stabil ke Rp 14.450 kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.470, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp 14.465. Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar terkoreksi terbatas di pasar uang Asia setelah melejit 2 hari di sesi global sebelumnya; agak tertahan pergerakannya oleh investor menantikan sederet data ekonomi AS untuk arah pasar ke depannya.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari WIB ini turun tipis ke level 91,27, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 91,30.
Sementara itu, IHSG Senin di awal sesi pertama, terpantau melemah 6,372 poin (0,11%) ke level 5.989,244, sedangkan bursa saham kawasan Asia variatif di tengah investor mengkhawatirkan kenaikan penularan virus di India serta bursa Jepang dan China yang tutup berlibur.
Analis melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini melemah, dengan dollar di pasar Asia melandai. Rupiah terhadap dollar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp14.417 – Rp14.560. PT KP PRESS
vibiznews.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS