PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 1,54% ke 6.156,14 pada perdagangan Selasa kemarin. Meski merosot tajam, data pasar mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 54,9 miliar, dengan nilai transaksi mencapai Rp 11,11 triliun.
Hingga kemarin, IHSG sudah membukukan pelemahan 3 hari beruntun dengan total 3,15%, dan saat ini berada di level terendah sejak 5 Februari lalu.
Melonjaknya kasus pandemi penyakit virus corona (Covid-19) secara global membuat sentimen pelaku pasar memburuk, bursa saham global pun berguguran, termasuk IHSG. Eropa menjadi perhatian utama, sebab kenaikan kasus yang tajam terjadi disana bahkan dikatakan sebagai serangan virus corona gelombang ketiga.
Tetapi kabar baiknya, aktivitas manufaktur di Eropa memberikan kejutan dengan semakin berekspansi meski terjadi lonjakan kasus. Hal tersebut menunjukkan indikasi pemulihan ekonomi masih terus berlanjut dan bisa menjadi sentimen positif di pasar.
Secara teknikal, kemerosotan IHSG mencapai bahkan melewati target kemarin. Bursa kebanggaan Tanah Air ini kini sudah berada di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) yang tentunya memberikan tekanan.
Indikator stochastic pada grafik harian bergerak turun tetapi belum mencapai wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic pada grafik 1 jam stochastic berada di wilayah oversold yang membuka peluang rebound.
Support terdekat kini berada di kisaran 6.120, jika bertahan di atasnya, IHSG berpeluang menguat 6.180. Jika level tersebut dilewati, IHSG berpeluang naik ke 6.210.
Sementara, jika support ditembus IHSG berisiko turun ke 6.090 hingga 6.080. Support selanjutnya, berada di 6.040. PT KONTAK PERKASA
cnbcindonesia.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA
PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Harga emas dunia bergerak sideways pada perdagangan pagi hari ini, Kamis (25/3/2021). Harga emas gagal melompat lebih tinggi karena penguatan dolar AS. Di arena pasar spot harga emas stagnan di level US$ 1.734/troy ons. Di saat yang sama indeks dolar semakin menguat. Indeks yang mengukur posisi greenback terhadap mata uang lainnya tersebut naik ke level tertinggi dalam empat bulan terakhir.
Padahal faktor yang menjadi momok bagi pasar keuangan yaitu imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sudah menurun. Apabila sebelumnya yield berada di angka 1,7% atau hampir setara dengan dividen S&P 500, kemarin yield drop ke level 1,61%.
Emas merupakan salah satu aset yang tidak memberikan imbal hasil. Return dari memegang aset ini sangat bergantung pada kepercayaan investor. Sementara itu kepercayaan investor itu sendiri dibangun oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah biaya peluang.
Kenaikan yield membuat biaya peluang memegang emas menjadi naik pula sehingga menekan harga si logam kuning. Namun di saat yield melemah, dolar AS justru menguat. Inilah yang membuat harga emas tertahan.
Pergerakan emas dan dolar AS cenderung berlawanan arah atau berkorelasi negatif. Ketika dolar AS menguat, maka harga emas cenderung mengalami koreksi. Begitu juga sebaliknya.
Faktor pemicu penguatan dolar AS adalah pernyataan ketua bank sentral AS Jerome Powell saat rapat kerja dengan Kongres. Kali ini dengan Komite Perbankan Senat. Dalam kesempatan tersebut Powell mengatakan ekonomi AS akan tumbuh dengan kuat tahun ini.
"Akan sangat-sangat kuat pada tahun ini. Kemungkinan besar seperti itu," tegas Powell menjawab pertanyaan tentang prospek ekonomi Negeri Paman Sam.
Sebagai aset minim risiko (safe haven) emas banyak diburu ketika kondisi ekonomi sedang tidak kondusif. Prospek ekonomi yang cerah membuat harga emas terkoreksi. Di saat yang sama emas masih dihantui oleh dua momok utama yaitu dolar AS dan yield US Treasury.
Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan Kitco News, George Milling-Stanley selaku kepala strategi investasi emas di State Street Global Advisors mengatakan bahwa investor hendaknya tak perlu mempedulikan kenaikan yield terlalu serius.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa fundamental emas masih tetap kuat didukung dengan kebijakan moneter akomodatif melalui kebijakan suku bunga rendah dan likuiditas berlimpah.
Milling-Stanley mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah juga akan terus mendukung harga emas yang lebih tinggi hingga tahun 2021 dan seterusnya.
Pemerintah AS baru-baru ini mengesahkan paket stimulus senilai US$ 1,9 triliun untuk masyarakat AS. Namun, fokusnya sekarang telah bergeser ke US$ 3 triliun lagi yang diperlukan untuk mendukung inisiatif ekonomi Presiden Joe Biden lainnya.
Milling-Stanley mencatat bahwa rencana pemerintah untuk meningkatkan sektor kesehatan, kesetaraan sosial, memerangi perubahan iklim, dan memberikan dukungan ekonomi lebih lanjut melalui pembangunan infrastruktur semuanya akan menjadi program yang menelan biaya yang mahal dan menimbulkan konsekuensi berupa defisit yang melebar.
"Kami cenderung melihat defisit yang lebih luas. Kami cenderung melihat utang yang lebih tinggi. Kami cenderung melihat depresiasi dolar. Semua ini akan positif untuk emas," katanya.
Ke depan Milling-Stanley masih cenderung bullish dengan prospek emas. "Jika kita tidak mendapatkan ekonomi yang kuat seperti yang dipikirkan semua orang tentang imbal hasil treasury 10-tahun. Maka saya pikir kita bisa melihat emas kembali di atas US$ 2.000 sebelum kita mengakhiri tahun ini," katanya. PT KONTAK PERKASA
cnbcindonesia.com
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA
ptkontakperkasafuturessurabaya posted: " PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Indeks Hang Seng perdagangan sebelumnya ditutup turun 579.24 poin atau 2,03% menjadi 27.918,14, terendah sejak 11 Januari. Demikian indeks saham Cina Enterprise (HSCE) dengan 60 saham unggulan berakhir turun 2,37% menjadi"
PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Indeks Hang Seng perdagangan sebelumnya ditutup turun 579.24 poin atau 2,03% menjadi 27.918,14, terendah sejak 11 Januari. Demikian indeks saham Cina Enterprise (HSCE) dengan 60 saham unggulan berakhir turun 2,37% menjadi 10.847,98. Untuk indeks Hang Seng berjangka bulan Maret 2021 bergerak negatif dengan anjlok 605 poin atau 2,12% ke posisi 27879.
Indeks Hang Seng hari ini anjlok untuk 4 sesi berturut mengikuti tekanan jual yang terjadi di bursa saham Amerika semalam, di tengah kekhawatiran potensi kenaikan suku bunga AS dan pengetatan kebijakan global. Presiden Fed Dallas Robert Kaplan mengatakan bank sentral untuk mulai menaikkan suku bunga secepatnya tahun depan.
Sebagai penggerak pasar hari ini yaitu bursa saham Wall Street kembali melemah oleh anjloknya saham-saham teknologi Nasdaq yang dipicu kekhawatiran bangkitnya gelombang peningkatan kasus covid-19. Namun untuk harga minyak mentah melonjak lebih dari 5% setelah jatuh ke level terendah lebih dari satu bulan di sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran pasokan setelah kapal kontainer kandas dan memblokir Terusan Suez.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center, indeks Hang Seng berjangka akan menguat. Dan awal sesi akan naik ke posisi 28185, jika tembus akan lanjut ke R1 hingga R2. Namun jika bergerak sebaliknya akan turun ke posisi 27720, dan jika tembus akan lanjut ke S1 hingga S2.
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) turun ke $59.00 ditengah menguatnya dollar AS.
Naiknya dollar AS didorong oleh berita bahwa Gedung Putih sedang menyelesaikan usulan program infrastruktur senilai $3 triliun yang akan membuat panas ekonomi AS.
Rencana belanja infrastruktur senilai $3 triliun ini, jauh diatas stimulus kelegaan Covid – 19 senilai $1.9 triliun yang sedang dibagikan. Tambahan belanja ini bisa berarti memanasnya ekonomi dan juga naiknya hutang AS yang berpotensi menaikkan yields AS sehingga membuat dollar AS menjadi lebih menarik.
Selain karena naiknya dollar AS secara luas, penurunan harga minyak WTI juga disebabkan karena lockdown sehubungan dengan Covid – 19 di Eropa telah menghantui para trader minyak mentah yang mengkuatirkan gelombang infeksi Covid – 19 yang besar bisa menekan permintaan akan minyak mentah lagi.
Kanselir Jerman Merkel menggambarkan penyebaran varian baru yang berasal dari Inggris di negara terbesar di Eropa ini sebagai efektif sudah pandemi yang baru. Varian baru B1.1.7 telah mendatangkan bencana di beberapa negara lainnya dan sekarang datang ke Berlin yang segera mengumumkan lockdown yang ketat sampai sekitar Paskah dan memperpanjangnya sampai 18 April.
Sementara Sebagian besar dari Perancis dan Itali lebih keras memberlakukan restriksinya, sehingga menambah penundaan terhadap pemulihan ekonomi. Terlebih lagi, program vaksinasi tetap lambat meskipun iklim politik membaik.
"Support" terdekat menunggu di $58.60 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $57.99 dan kemudian $57.00. "Resistance" yang terdekat menunggu di $62.09 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $62.89 dan kemudian $63.77. KONTAK PERKASA FUTURES
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - GBP/USD sempat turun dibawah 1.3775, level terendah sejak awal Februari, karena menguatnya Dolar AS yang mendapatkan dorongan naik jelang testimoni Powell, sebelum akhirnya berhasil naik kembali ke 1.3792. Inggris melaporkan tingkat pengangguran sebesar 5%, yang lebih baik daripada yang diperkirakan, namun pada saat yang bersamaan mengalami lompatan klaim pengangguran sebanyak 86.500.
Naiknya dollar AS didorong oleh berita bahwa Gedung Putih sedang menyelesaikan usulan program infrastruktur senilai $3 triliun yang akan membuat panas ekonomi AS.
Di Inggris, PM Inggris Boris Johnson sedang sibuk dengan masalah vaksin. Setelah Uni Eropa mengancam akan memblok ekspor dari AstraZeneca yang diproduksi di Eropa ke Inggris, London dan Brusel mencoba mencari solusi untuk keuntungan bersama. Setiap kompromi dari Johnson akan bisa memperlambat kampanye vaksin Inggris. Namun, setelah mencapai 50% dari populasi, resikonya kelihatan rendah.
Sementara itu, pasar tenaga kerja Inggris memberikan signal yang bervariasi. Sementara tingkat pengangguran turun secara mengejutkan ke 5% di bulan Januari, klaim pengangguran mengalami kenaikan sebanyak 86.500 pada bulan Februari.
Secara keseluruhan, poundsterling memiliki alasan untuk naik dan turun, kekuatan dollar AS bisa terus bertambah.
"Support" terdekat menunggu di 1.3775 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3745 dan kemudian 1.3610. "Resistance" terdekat menunggu di 1.3810 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3860 dan kemudian 1.3900. KONTAK PERKASA FUTURES
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Indeks spot Nikkei perdagangan sebelumnya ditutup turun 178,23 poin atau 0,61% menjadi 28995,92, terendah sejak 8 Maret. Demikian untuk indeks Topix turun 0,94% menjadi 1.971,48. Demikian indeks Nikkei berjangka bulan Juni 2021 bergerak negatif dengan turun 120 poin atau 0,41% ke posisi 28810.
Kerugian harian yang dialami Nikkei dipicu kekhawatiran pasar global dan juga pengetatan kebijakan China. Sentimen investor global sedang tertekan oleh bangkitnya gelombang ketiga kasus covid-19 di Eropa dan tensi yang tinggi antara negara barat dengan China terkait pelanggaran HAM di wilayah Uighur.
Sebagai penggerak pasar hari ini yaitu bursa saham Wall Street terkoreksi dan ditutup melemah merespon pernyataan Jerome Powell tentang pemulihan ekonomi AS masih jauh. Demikian untuk harga minyak mentah anjlok 6% lebih baik WTI dan Brent disebabkan penguatan dolar dan kekhawatiran gelombang ketiga covid-19 di Eropa.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center indeks Nikkei berjangka hari ini menguat. Dan awal sesi akan mendaki menuju 29100, dan jika tembus naik ke R1 hingga R2. Namun jika berbalik arah akan turun ke 28700 dan jika tembus meluncur ke S1 hingga S2.
ptkontakperkasafuturessurabaya posted: " KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Keuntungan saham terkoreksi di perdagangan bursa Amerika yang berakhir Rabu dinihari WIB (24/3/2021) sehingga membuat semua indeks utama ditutup melemah. Indeks Nasdaq yang paling tertekan oleh profit taking setelah "
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Keuntungan saham terkoreksi di perdagangan bursa Amerika yang berakhir Rabu dinihari WIB (24/3/2021) sehingga membuat semua indeks utama ditutup melemah. Indeks Nasdaq yang paling tertekan oleh profit taking setelah 2 sesi berturut cetak gain kuat.
Indeks Dow Jones merosot 308,05 poin atau 0,9 persen menjadi 32.423,15, indeks Nasdaq jatuh 149,85 poin atau 1,1 persen menjadi 13.227,70 dan indeks S&P 500 turun 30,07 poin atau 0,8 persen menjadi 3.910,52. Kelemahan yang muncul di Wall Street sebagian mencerminkan kekhawatiran tentang lockdown yang diperpanjang di Eropa di tengah kekhawatiran gelombang ketiga.
Sentimen bursa Wall Street juga dibebani oleh pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan Menteri Keuangan Janet Yellen di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR secara virtual. Powell mengungkapkan pemulihan ekonomi masih jauh dari selesai dan The Fed akan terus memberikan dukungan.
Kemudian diperberat oleh laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan menunjukkan penurunan penjualan rumah baru AS di bulan Februari. New Home Sales anjlok 18,2 persen ke tingkat tahunan 775.000 pada Februari setelah melonjak 3,2 persen ke tingkat revisi naik 948.000 pada Januari.
Secara sektoral, mayoritas saham masuk zona merah kecuali saham utilitas yang lanjut menguat. Pelemahan saham dipimpin oleh sektor jasa minyak yang melemah tajam hingga menekan Philadelphia Oil Service Index turun 6,2 persen ke level penutupan terendah dalam sebulan.
Pelemahan substansial juga terjadi di antara saham maskapai dengan penurunan 4,1 persen oleh NYSE Arca Airline Index. Disusul oleh saham bioteknologi yang anjlok cukup besar hingga membuat penurunan 3,7 persen pada NYSE Arca Biotechnology Index. Saham Ionis Pharmaceuticals paling menekan sektor ini setelah mengumumkan mitranya, Roche, telah memutuskan untuk menghentikan dosis dalam studi Fase III tominersen pada penyakit Huntington. KONTAK PERKASA FUTURES